Berita / Lingkungan /
Kasus Karhutla 2023 Mengalami Peningkatan, Ini Besaran Angkanya
Jakarta, elaeis.co - Jika dibandingkan dengan tahun 2022, untuk periode waktu Januari sampai Agustus, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia untuk periode yang sama tahun ini mengalami kenaikan seluas 128.426,47 hektar.
Demikian dikatakan oleh Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Manajemen Landscape Fire, Raffles B. Panjaitan.
"Namun, wilayah konvensional rawan karhutla seperti Riau mengalami penurunan 1.592 hektar, Sumut mengalami penurunan 4.535 hektar, dan Jambi mengalami penurunan seluas 445 hektar," terangnya.
Selain itu, karhutla tahun ini terjadi di Kawasan Hutan (wilayah kelola KLHK) seluas 135.115,68 hektar (± 50,4%) dan Areal Penggunaan Lain (APL) atau wilayah non kelola KLHK seluas 132.819,91 hektar (± 49,6%) dari total luas karhutla di Indonesia.
Luas karhutla di areal tidak berhutan, didominasi terjadi pada areal yang bervegetasi (± 93,1%), dimana Savanna/Padang Rumput memiliki luasan tertinggi 74 ribu hektar (± 28%).
"Penutupan lahan 'belukar' merupakan total dari kelas penutupan lahan belukar, belukar rawa dan savanna/padang rumput," Raffles,
dikutip elaeis.co dari website resmi Kementerian LHK, Rabu (12/9).
Pada bagian lain Raffles menjelaskan, berdasarkan analisis prakiraan musim kemarau, sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, yang puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus- September.
“September ini cuaca untuk wilayah Indonesia masih sangat panas yang bisa menjadi penyebab karhutla. Diharapkan menjadi peringatan bersama untuk waspada dan siap siaga akan karhutla,” katanya.
Makanya, Raffles mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, khususnya pada areal penutupan lahan belukar, karena dampaknya akan sangat merugikan.
Untuk mendukung keberhasilan pengendalian karhutla, menurut Raffles, diperlukan kerja keras bersama melalui sinergisitas pencegahan dan penanggulangan karhutla, dengan partisifasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
Raffles juga menerangkan, upaya mitigasi kebakaran hutan sudah dilaksanakan seperti memetakan wilayah rawan kebakaran untuk ditangani, dan pengelolaan kawasan hutan dengan membuat ilaran, sekat bakar, sekat kanal.
Selanjutnya, pengembangan hutan kemasyarakatan; pengembangan sistem peringatan dini kebakaran hutan; serta pelatihan penanggulangan bencana bagi masyarakat dan pengembangan inovasi pengendalian karhutla kebakaran hutan.
“Upaya yang dilakukan tersebut sangat mengurangi potensi kerawanan karhutla," ujarnya.
Selain itu, tambahnya, upaya ini juga harus dilakukan bersama-sama, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat luas, untuk mengurangi risiko dan dampak dari karhutla.
Komentar Via Facebook :