Berita / Sumatera /
Kasus Kematian Haji Permata dan Baharudin, Polda Riau Periksa Dua Saksi
Pekanbaru, Elaeis.co - Polda Riau melakukan pemeriksaan terhadap dua orang saksi mahkota terkait penembakan Baharudin, Rabu (4/8) sekitar pukul 10.00 WIB. Baharudin tewas bersamaan dengan pengusaha ternama Haji Permata.
Saat kejadian penembakan itu, diduga oknum petugas Bea Cukai Tembilahan yang hendak menangkap Haji Permata justru menembaknya dan Baharudin. Peristiwa itu terjadi di Perairan Sungai Belah, Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir awal 2021 lalu. Dua orang saksi tersebut yakni Oman (35) dan Hamdeni Saputra (19).
Keduanya adalah warga sipil yang setiap harinya diketahui berkerja bersama Baharudin dalam menjajakan transportasi penyebrangan. Malah salah Oman mengaku telah bekerja selama 10 tahun bersama almarhum Baharudin.
Dari pantauan keduanya pemeriksaan oleh penyidik selama 6 jam. Pemeriksaan itu dibenarkan oleh Razman Arif Nasution pengacara kondang yang kini menjadi kuasa hukum keluarga almarhum Baharudin.
"Ini adalah saksi mahkota yang melihat langsung kejadian penembakan yang dilakukan oleh diduga petugas Bea Cukai. Artinya mereka berdua ada di lokasi dan kapal yang sama dengan korban," terang Razman saat dikonfimasi Elaeis.co, Rabu (4/8).
Mantan Jubir Jokowi Amin Maruf itu mengatakan, saat datang ke Polda Riau kedua saksi inti di kasus tersebut didampingi oleh tim RAN LAW FIRM Riau, Zainudin SH.
"Oman ini dia sebagai ABK mesin di kapal Baharudin. Dia langsung menyaksikan penembakan tersebut. Bahkan Oman sempat memapah langsung tubuh korban Baharudin yang kala itu sudah tertembak dan berdarah-darah," sambungnya.
Bahkan Hamdeni kala itu juga hampir menjadi korban saat kapal milik petugas Bea Cukai menabrak kapal Baharudin. Beruntung Deni begitu sapaan akrabnya selamat.
"Namun pasca kejadian, Deni justru ketakutan untuk menjadi saksi kejadian itu. Ia diduga mendapat tekan sehingga memberikan kesaksian yang berbeda dari peristiwa sebenarnya. Padahal ia juga sempat membantu Baharudin yang sudah dalam kondisi kepalanya tertembak," tutur Razman.
"Setelah kasus ini saya pegang, Deni akhirnya mau menceritakan yang sebenarnya dan mencabut keterangan sebelumnya. Tadi kita lampirkan juga keterangan pencabutan keterangan itu," imbuhnya.
Dengan begini, masih kata Razman kasus kematian Baharudin yang kala itu juga bersamaan dengan tewasnya H Permata semakin terang benderang. Kendati demikian, Razman meminta pihak Polda Riau untuk memeriksa salah salah satu anak buah H Permata yang bernama Basir. Sebab, Basir diduga adalah orang yang menghubungi Baharudin untuk memesan nasi dan mengundang Baharudin menuju lokasi.
"Kita berharap penyidik melakukan pemeriksaan terhadap Basir yang digadang-gadang orang kepercayaan H Permata. Dan kita tadi mendapat informasi penyidik akan melakukan pemanggilan dalam waktu dekat," tuturnya.
"Sampai saat ini kita percaya Polda Riau bekerja dengan sangat baik dan cepat. Saya sangat apresiasi," katanya lagi.
Sementara, terkait adanya upaya damai yang dilakukan oleh keluarga H Permata melalui anak kandungnya Arjun bersama kuasa hukum H Permata, Ardian, Razman menduga itu adalah usaha agar kasus ini tidak terungkap.
Menurutnya, apa yang dilakukan Arjun tersebut justru sangat mencurigakan. Sebab, kenapa justru setalah kasus tersebut terhenti dan kini diambil alih olehnya baru muncul adanya upaya untuk damai.
"Mereka harus tau, ini memang kasus yang sama namun dengan korban yang berbeda. Yakni H Pertama dan klien kita Baharudin," terangnya.
"Kalau keluarga almarhum H Permata tidak keberatan dengan meninggalnya Baharudin ya monggo, tapi keluarga Baharudin keberatan. Sebab Baharudin bukan dari bagian H Permata, bukan anak buah bahkan juga tidak terlibat di kasus yang membuat H Permata meninggal dunia," imbuhnya.
Dengan tegas Razman mengatakan bahwa pihaknya tidak segan-segan untuk melaporkan pihak-pihak yang mencoba untuk menghalang-halangi proses hukum kasus tersebut. "Jika secara sengaja ada pihak yang berupaya mengalang-halangi proses hukum, tentu kita akan tempuh jalur hukum pula. Patut kami duga ada bujuk rayu dari beberapa pihak yang meminta kasus ini dihentikan," tuturnya.
Malah, akhir - akhir ini menurut keterangan kliennya, ada sejumlah pihak yang berusaha merayu kliennya untuk menyudahi kasus tersebut. Kendati demikian, Razman bersama kliennya akan tetap tampil di depan membongkar kasus ini. Ujarnya, jika kasus H Permata dihentikan, maka pihaknya akan membuat laporan baru terkait meninggalnya Burhanudin di kasus yang sama dengan H Permata.
"Minggu depan rencananya dua saksi mahkota kita akan dimintai keterangan oleh penyidik Polda Riau. Jadi, kita minta polisi lebih profesional dan akan kita kawal sampai tuntas," terangnya.
"Satu centi pun kita gak akan mundur. Dan kita minta polisi jangan coba-coba menutup kasus ini. Sebab ini laporan yang berbeda di kasus yang sama. Pokoknya, akan kita kawal sampai tuntas. Jika perlu sampai ke Mabes, Kompolnas, dan DPR RI Komisi III. Tapi hingga saat ini kita percaya Polda Riau bisa membongkar kasus tersebut," tandasnya.
Komentar Via Facebook :