Berita / Serba-Serbi /
Kasus Penyakit Mati Pucuk pada Tanaman Kelapa Sawit Bisa Diatasi dengan Cairan Ini
Bengkulu, elaeis.co - Pengamat Pertanian Bengkulu Zainal Muktamar baru-baru ini mengungkapkan penemuan mengejutkan terkait penggunaan cairan tembakau sebagai solusi efektif dalam mengatasi penyakit mati pucuk pada tanaman kelapa sawit.
Penyakit yang umumnya menyerang tanaman berusia 0-2 tahun ini dapat mengancam kelangsungan hidup tanaman kelapa sawit, menyebabkan kerugian yang signifikan bagi para petani.
Menurut Zainal Muktamar, penyakit mati pucuk pada kelapa sawit umumnya timbul dari masalah di dalam umbut atau daun paling muda tanaman.
"Penyakit mati pucuk ini sangat berbahaya, terutama saat tanaman masih muda. Tanpa penanganan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan kematian tanaman, merugikan para petani," ujar Zainal, Minggu (10/12).
Penelitian Zainal menunjukkan bahwa penyakit mati pucuk pada kelapa sawit tidak dominan disebabkan oleh virus, melainkan oleh faktor lain yang dapat diatasi dengan menggunakan cairan tembakau.
Dengan mencampur tembakau dengan air dan menyemprotkannya ke pucuk tanaman sawit, para petani dapat meminimalkan dampak penyakit dan melindungi tanaman kelapa sawit dari risiko kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini.
"Petani cukup menyiram pucuk dengan cairan tembakau maka kumbang atau serangga yang menyerang tanaman sawit mati," tuturnya.
Para petani kelapa sawit kini memiliki alternatif baru yang lebih alami dan efektif dalam mengatasi penyakit mati pucuk.
Penggunaan tembakau sebagai obat semprot tidak hanya terjangkau, tetapi juga dapat diaplikasikan dengan mudah di lapangan.
"Hal ini membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha pertanian kelapa sawit mereka," tuturnya.
Pemerintah dan lembaga pertanian diharapkan mendukung penelitian ini lebih lanjut untuk memastikan keberhasilan dan keamanan penggunaan cairan tembakau sebagai obat semprot.
Dengan demikian, solusi inovatif ini dapat diterapkan secara luas, memberikan manfaat bagi para petani kelapa sawit dan mengurangi risiko kerugian yang disebabkan oleh penyakit mati pucuk.
"Kami berharap pemerintah dan lembaga pertanian mendukung upaya ini," tutupnya.
Komentar Via Facebook :