Berita / Bisnis /
Nasehat dari Petani
Kata Kawali Tarigan, Ini Cara Menghadapi Konglomerat Sawit
Jakarta, elaeis.co - Persoalan kelangkaan atau mahalnya harga minyak goreng di seluruh Indonesia seharusnya bisa diatasi. Atau, seharusnya hal itu malah enggak boleh terjadi.
Namun itu semua, kata Kawali Tarigan, bisa terwujud jika sejak awal pemerintah melibatkan jutaan petani sawit.
"Sebab, luas kebun sawit yang dikelola petani swadaya mencapai 42 persen dari 16 juta hektar kebun sawit di seluruh Indonesia," kata Kawali Tarigan.
Petani sawit swadaya yang berdomisili di Provinsi Riau ini merupakan salah satu pengurus dan menjabat sebagao Ketua DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO).
Berdasarkan keterangan resmi pihak Kementerian Koperasi dan UKM yang diterima elaeis.co, Kamis (19/5/2022), pernyataan Kawali itu diungkapkan dalam diskusi kelompok terpumpun atau focus grodup discussion (DKT/FGD) bertemakan "Pengolahan Minyak Goreng Oleh Koperasi, Tantangan dan Peluang".
Dengan kekuatan yang dimiliki petani sawit, Kawali menilaiadalah sangat memungkinkan bila koperasi sawit yang dikelola petani memiliki industri pengolahan minyak sawit sendiri.
"Andai kita memiliki pabrik sendiri, cukup dengan kapasitas produksi 15 ton/jam. Bahkan, yang ada di Pelalawan Riau, kapasitasnya sudah mencapai 30 ton/jam, dengan luas lahan sebesar 7000 hektar," ulas Kawali.
Dengan begitu, ia sangat yakin petani swadaya tidak lagi bergantung pada keberadaan pabrik-pabrik minyak sawit milik para konglomerat sawit.
"Banyak potensi yang bisa kita kembangkan, sehingga petani juga bisa naik kelas, tidak lagi bergantung pada pabrik minyak goreng yang ada," kata Kawali.
Oleh karena itu, kata Kawali, seluruh koperasi petani sawit binaan Apkasindo sangat mendukung bila koperasi memiliki pabrik dan refinary hingga penyuplai minyak goreng.
"Asosiasi siap membantu membangun pabrik di seluruh Indonesia melalui koperasi. Ditaksir pembangunan satu pabrik membutuhkan modal kurang lebih sekitar Rp 100 miliar," ungkap Kawali.
Namun, ungkap Kawali, untuk mewujudkan minyak goreng sawit produksi koperasi petani, masih ada beberapa kendala yang menghadang seperti lokasi perkebunan sawit rakyat yang masih berpencar-pencar.
Selain itu, ia melihat problem lainnya seperti belum ada kepastian pasar terhadap produk yang sudah dihasilkan, lalu teknologi masih manual, modal usaha, hingga adanya tekanan korporasi besar terhadap petani.
"Tapi, ada juga peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Yakni, sudah ada Koperasi Apkasindo, bahan baku melimpah, dan kebun kelapa sawit ada di 22 provinsi di Indonesia," tegas pria yang juga akrab disapa dengan panggilan Kawas Tarigan ini.
Komentar Via Facebook :