https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Kebun Sawit (Bisa Jadi) Obat Kemiskinan di Aceh

Kebun Sawit (Bisa Jadi) Obat Kemiskinan di Aceh

Ketua GAPKI Aceh Sabri Barshah (Dok)


Medan, Elasis.co - Punya sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan diguyur dana otonomi khusus (Otsus) setiap tahun, namun masih banyak warga di Provinsi Aceh yang belum lepas dari kemiskinan. 


Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Aceh, Sabri Barshah, mengatakan, sektor perkebunan, terutama sawit, sangat berpotensi menjadi penuntas kemiskinan di Aceh. 


"Sayangnya potensi perkebunan sawit justru belum dioptimalkan oleh seluruh stakeholder," katanya kepada Elaeis.co,  Rabu (14/7).


Salah satu faktor yang menyebabkan kebun sawit belum booming di Aceh adalah belum lengkapnya regulasi dan infrastruktur. "Pemda harus membenahinya supaya investor sawit melirik Aceh," tukasnya.


Dia juga meminta pemerintah membina masyarakat yang ingin menjadi petani sawit swadaya. "Petani sawit adalah profesi yang termasuk relatif baru di Aceh, belum banyak yang menggelutinya," katanya.


Itu sebabnya kemitraan antara pengusaha dan petani sawit di Aceh belum terbangun dengan baik. "Tidak heran kalau belum ada kemitraan yang kuat antara pengusaha dan petani sawit di Aceh," ujar Sabri.


Tanpa kemitraan yang jelas, akibatnya posisi petani sawit tertekan dan dikhawatirkan menurunkan minat warga menggeluti pekerjaan tersebut. 


"Apalagi dengan hadirnya "middle man" di antara petani dan pengusaha sawit, posisi petani jadi makin kurang menguntungkan," katanya.


Middle man yang ia maksud adalah pedagang perantara, yakni pengepul dan ram. "Mata rantai perdagangan tandan buah segar (TBS) dari petani ke pabrik kelapa sawit berada dalam cengkeraman middle man ini," ujar Sabri.


Ia meminta sikap tegas pemprov dan pemkab/pemko atas persoalan ini agar tercipta industri sawit yang berkelanjutan di Aceh.

Komentar Via Facebook :