Berita / Nusantara /
Kebutuhan Bibit PSR Dipenuhi Sendiri Lewat Koperasi
Manokwari, Elaeis.co - Sekitar 2.000 hektar lahan perkebunan sawit rakyat di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, rencananya akan mengikuti Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dalam waktu dekat. Kebutuhan ratusan ribu bibit legal dan unggul dipenuhi sendiri oleh petani.
Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Papua Barat, Dorteus Paiki, mengatakan, bibit untuk PSR disediakan oleh Koperasi APKASINDO Papua Barat. Untuk PSR tahap pertama, disiapkan kecambah sekitar 57.000 butir yang dikembangkan sehingga menjadi bibit sawit yang tumbuh baik.
"Jujur saja, dari hasil pemeriksaan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon dan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, hanya tujuh persen dari kecambah itu yang gagal menjadi bibit yang bagus," katanya kepada Elaeis.co, Sabtu (4/12/2021).
Menurut Ketua Koperasi APKASINDO Papua Barat itu, bibit yang gagal tumbuh itu umumnya disebabkan oleh serangan hama kumbang tanduk atau Oryctes rhinoceros dan stres kecambah.
"Kecambahnya gagal tumbuh berkembang karena stres hanya sekitar 0,5% dari yang tujuh persen itu. Yang terbanyak karena serangan Oryctes," jelasnya.
"Yang stres itu mungkin karena jarak tempuh yang jauh dari Kota Medan ke Manokwari. Kami kan dari dulu selalu pakai benih unggul dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, terutama varietas Simalungun," tambahnya.
Pengalaman itu membuat APKASINDO Papua Barat serius menghadapi serangan hama tersebut. "Tujuh persen itu cukup besar, berkisar 4.000 butir kecambah, kerugiannya yang cukup besar juga," katanya.
Bibit yang tumbuh baik sudah ditanam pada program PSR perdana di bulan April 2021 yang dihadiri langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko. "Kami tanam di lahan seluas 394 hektar," ujarnya.
Saat ini Koperasi APKASINDO Papua Barat sedang menyiapkan 120.000 bibit yang juga dibeli dari PPKS Medan untuk PSR tahap kedua.
"Dari hasil pemeriksaan Pak Melkianus Hursepuny selaku Pengawas Benih Tanaman BBPPTB Ambon dan pejabat dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Papua Barat, 98 persen kecambah tumbuh baik, sisanya gagal karena stres dan diserang Oryctes," bebernya.
Rencananya, 98 persen bibit sawit tersebut baru akan ditanam setelah keluar label dari pihak BBPPTB Ambon. Sembari menunggu keluarnya label untuk kecambah yang telah disertifikasi, APKASINDO Papua Barat menyiapkan 130.000 kecambah untuk PSR berikutnya.
"Tahap ketiga 130.000 butir kecambah sedang dalam tahap pengembangan dan perawatan, nanti akan diperiksa juga oleh BBPPTB Ambon. Mungkin sekitar lima bulan lagi akan disertifikasi," kata Dorteus.
Menurutnya, kebutuhan pupuk untuk penangkaran tidak menemui kendala karena bisa diperoleh melalui distributor PT Pupuk Kaltim yang ada di Manokwari. Pihaknya juga berencana menambahkan pupuk organik untuk proses perawatan kecambah menjadi bibit.
"Kami semangat untuk ikut PSR ini karena kami sudah merasakan bangkit dan berjayanya ekonomi kami dulu berkat sawit. Sawit kami sempat redup. Nah, melalui PSR inilah kami ingin bangkitkan lagi sawit dan ekonomi di Papua," tegas pria berusia 60 tahun ini.
Komentar Via Facebook :