Bengkulu, elaeis.co - Pembangunan tiga pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, jadi kabar baik karena akan memudahkan petani untuk menjual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Selama ini masyarakat di Kabupaten Seluma banyak menjual TBS ke Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Selatan.

Ketiga pabrik penghasil Crude Palm Oil (CPO) itu yakni PT Agra Sawit Indo di Desa Suka Bulan Kecamatan Talo Kecil, PT Seluma Sawit Lestari di Kecamatan Sukaraja, dan PT Mutiara Sawit Seluma di Desa Sendawar Kecamatan Semidang Alas Maras.

"Kita sambut positif kehadiran PKS baru ini karena petani akan lebih mudah dan dekat untuk menjual TBS kelapa sawit," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan," kata Ricky, Senin (20/2).

Ricky menyatakan bahwa dengan adanya pabrik baru, para petani tidak perlu lagi bingung mencari pembeli untuk TBS sawit mereka. Bahkan petani bisa menghemat biaya transportasi untuk menjual TBS sawit.

"Dengan adanya pabrik CPO baru, para petani di Kabupaten Seluma tidak lagi kesulitan, tidak perlu jauh-jauh mencari pembeli di kabupaten tetangga karena sudah ada pabrik yang menerima TBS di wilayah mereka sendiri," ujarnya.

"Kehadiran pabrik CPO di Kabupaten Seluma memang sudah lama ditunggu oleh petani," tambahnya.

Ricky juga mengatakan bahwa pendirian pabrik baru di Seluma akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. "Dengan adanya pabrik baru, akan ada peningkatan produksi CPO yang berarti akan ada peningkatan pendapatan bagi petani dan pengusaha di daerah ini," jelasnya.

Dia mengingatkan tiga pabrik baru harus beroperasi dengan memperhatikan aspek lingkungan. Ia memastikan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan dan pemantauan secara berkala agar pabrik operasionalnya tidak merusak lingkungan sekitar.

Sebagai tindak lanjut dari pendirian pabrik baru di Seluma, pemerintah setempat akan mengadakan sosialisasi kepada para petani untuk memperkenalkan pabrik dan memberikan informasi tentang cara memasarkan TBS sawit. "Hal ini dilakukan agar para petani bisa memanfaatkan pabrik baru secara optimal," tukasnya.