Berita / Sumatera /
Kelangkaan Pupuk NPK Phonska Picu Keluhan Petani Kelapa Sawit di Kaur
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, menyoroti kelangkaan Pupuk NPK Phonska yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Mereka mengalami kesulitan mendapatkan pupuk tersebut dan menduga ada kemungkinan pupuk tersebut disimpangkan oleh distributor atau tidak disalurkan sepenuhnya.
Salah satu petani sawit dari Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Darusman menyatakan, bahwa kelangkaan Pupuk NPK Phonska tidak hanya dirasakan oleh petani sawit, tetapi juga tidak tersedia di kelompok tani. Ia menambahkan bahwa situasi ini membuat harga pupuk di daerah tersebut melonjak secara signifikan.
"Kami mengeluhkan ketersediaan pupuk NPK Phonska, sebab saat ini langka dan membuat harga pupuk non subsidi disini mahal," kata Darusman, Minggu 18 Februari 2024.
Darusman menduga bahwa distributor sengaja menahan atau tidak menyalurkan pupuk tersebut untuk mencari keuntungan maksimal.
"Kami menduga pupuk jenis Pupuk NPK Phonska disimpan oleh distributor dengan tujuan untuk mencari keuntungan maksimal," ujarnya.
Akibat kelangkaan ini, pasokan pupuk di Kabupaten Kaur, terutama di Kecamatan Nasal, menjadi kosong dan membuat petani kesulitan dalam mengelola tanaman kelapa sawit mereka. Mereka terpaksa membeli pupuk dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga normal.
"Kami saat ini membeli pupuk dengan harga lebih mahal dari normal," ujar Darusman.
Sementara itu, para petani yang mengandalkan Pupuk NPK Phonska untuk pertumbuhan tanaman mereka merasa terancam oleh kelangkaan ini. Mereka mengkhawatirkan potensi penurunan hasil panen tanaman kelapa sawit akibat keterbatasan pupuk.
"Kami khawatir kondisi ini menyebabkan penurunan hasil panen tanaman kelapa sawit," tambah Darusman.
Menanggapi keluhan dari petani, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kaur, Lianto menyatakan bahwa mereka telah mencoba untuk mengatasi masalah kelangkaan pupuk ini dengan mengoordinasikan dengan pihak distributor. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan distributor, namun belum ada respon dari mereka," tuturnya.
Selain itu, Ia juga telah meminta pihak berwenang untuk melakukan investigasi lebih lanjut terkait dugaan penimbunan atau penyimpangan pupuk oleh distributor. Hal itu diharapkan dapat menjadi solusi yang adil dan tepat guna untuk mengatasi masalah ini demi kepentingan para petani.
"Kami berharap situasi kelangkaan Pupuk NPK Phonska segera terselesaikan sehingga petani dapat kembali mengelola tanaman mereka dengan optimal dan meraih hasil panen yang memuaskan," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :