https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Kelompok Tani Ini Jual Sapi untuk Modali Bertani

Kelompok Tani Ini Jual Sapi untuk Modali Bertani

Ilustrasi ternak sapi. Elaeis.co/Sany


Pekanbaru, Elaeis.co - Saparudin tidak pernah menyangka keputusan menjual dua ekor sapi bantuan pemerintah akan menjadi berkah bagi 35 orang petani anggotanya. 

Ketua Kelompok Tani Karya Sentosa I, yang berada di Desa Batu Ampar, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung itu mengaku uang hasil penjualan dua ekor sapi itu kini berkembang lebih baik di tangan para petani. 

"Dulu kita jual seharga Rp15 juta tahun 2020. Sekarang sudah berkembang jadi Rp65 juta yang tersebar di seluruh anggota kelompok," katanya, Kamis (19/1) di akun resmi Kementan RI, Cybext.

Awalnya, kata Saparudin, inisiatif menjual sapi itu berangkat dari persolan kelompok tani mereka. Di mana modal serta tenaga kerja mereka terbatas untuk menggarap lahan seluas 65 hektar. 

"Masalah yang dihadapi petani padi di Desa Batu Ampar adalah terbatasnya modal dan tenaga kerja untuk menggarap lahan usaha seluas 65 ha pada Poktan kami," ujarnya. 

Bermodal ilmu yang mereka dapat dari Pelatihan Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP), Saparudin berinisiatif untuk mencari modal bagi anggota kelompoknya. 

"Alhamdulillah kesepakatan menjual sapi itu telah memberi jalan keluar melalui fasilitasi pemberian pinjaman lunak kepada anggota poktan," kata Saparudin. 

Dia menuturkan, berkembangnya modal ini adalah karena rasa kepercayaan dan memiliki dari dana bersama yang dipergunakan untuk pupuk dan obat-obatan.

 "Untuk bunga pinjaman tidak kami tentukan, hanya jika ada anggota yang pinjam, setidaknya ada kelebihan untuk pengembaliannya. Namun, yang terpenting dan kuncinya berkembangnya adalah setiap petani ada kepedulian menambah iurannya apalagi jika panennya berlimpah," kata dia.

Dia mengaku banyak hal positif yang didapat dari program pelatihan itu. Bukan cuma untuk mengelola permodalan, tetapi juga meningkatkan produksi serta mengurangi risiko gagal panen para petani. 

"Kegiatan pelatihan ini juga dapat mengurangi risiko gagal panen, karena materi yang diberikan selain kebutuhan kami di lapangan juga karena PPL cukup menguasai kondisi yang terjadi di daerah irigasi," terangnya.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :