https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Kembangkan Budidaya Perikanan, Seruyan Contek Kesuksesan Sertifikasi RSPO

Kembangkan Budidaya Perikanan, Seruyan Contek Kesuksesan Sertifikasi RSPO

Pembukaan Lokakarya Program Peningkatan Praktek Budidaya Perikanan Berkelanjutan di aula kantor Bupati Seruyan. foto: MC Seruyan


Kuala Pembuang, elaeis.co – Bertempat di aula kantor Bupati Seruyan, Kalimantan Barat, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Adhian Noor SIP MAP, mewakili Pj Bupati Seruyan, membuka Kegiatan Lokakarya Program Peningkatan Praktek Budidaya Perikanan Berkelanjutan.

Adhian menjelaskan bahwa sehubungan dengan kesuksesan proses sertifikasi yurisdiksi roundtable on sustainable palm oil (RSPO) pada komoditas kelapa sawit, maka dari itu saat ini Kabupaten Seruyan ingin melakukan pendekatan serupa pada sektor budidaya perikanan.

"Kita terus mendorong praktik budidaya perikanan berkelanjutan pada skala yurisdiksi/kabupaten, yang implementasinya akan didorong melalui pendekatan desa berkelanjutan yang menjadi salah satu program unggulan kabupaten yaitu Gawi Bapakat. Melalui Gawi Bapakat, desa yang sudah berkomitmen akan didampingi mengembangkan potensi-potensi komoditas yang ada di desa, salah satunya pada sektor budidaya perikanan," paparnya dalam keterangan Prokopim Seruyan dikutip Sabtu (19/20).

Dia berharap kegiatan ini dapat memberikan gambaran terkait lembaga sertifikasi Aquaculture Stewardship Council atau ASC dan program Peningkatan Budidaya Perikanan (AIP).

"Ada penjelasan bagaimana proses AIP dapat dilakukan dengan mudah oleh pembudidaya ikan, beserta apa saja manfaat langsung dan tidak langsung yang dapat dirasakan oleh pembudidaya,"

Kepala Dinas Perikanan Seruyan Halidah SPi menuturkan bahwa ASC akan memperkenalkan serta memberikan gambaran terkait Sertifikasi ASC dan Program AIP.

Ia berharap, melalui sertifikasi ASC dan Program AIP, dapat mendorong lebih banyak pembudidaya perikanan dapat tersertifikasi CBIB dalam skala internasional.

"Hal ini dapat kita wujudkan dengan adanya pendampingan dalam pelatihan serta edukasi kepada pembudidaya lokal, memastikan praktik budidaya sesuai dengan standar internasional, penyesuaian standar CBIB dengan kriteria ASC, dukungan multipihak dalam bentuk kebijakan insentif dan fasilitasi sertifikasi, pemasaran, monitoring serta evaluasi, dan membangun adanya kolaborasi maupun kemitraan," paparnya.


 

Komentar Via Facebook :