Berita / Bisnis /
Kemen ESDM: BPDPKS Danai Pengembangan Boiavtur
Pekanbaru, Elaeis.co - Pengembangan bioavtur atau bahan bakas nabati yang berbahan dasar kelapa sawit, sebagian besar ditanggung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Hak ini dibenarkan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana.
Dadan mengaku untuk pengembangan bahan bakar pesawat tersebut pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan.
"Untuk pendanaan sebagian besar adalah dicover oleh BPDPKS," kata dia, saat dikonfirmasi Elaeis.co, Rabu (6/10) kemarin.
Keberhasilan pengembangan serta pemanfaatan bahan bakar nabati ini dibuktikan dengan uji terbang menggunakan J2.4 yang berhasil menerbangkan pesawat di langit Nusantara.
Singkat Dadan tak berbeda dengan Biodiesel (B30), Bioavtur merupakan campuran antara bahan bakar nabati dari kelapa sawit yang dipadukan dengan avtur khusus untuk bahan bakar pesawat terbang. Ini tentu menjadi bahan bakar alternatif yang pengembangannya kini tengah menjadi sorotan pemerintah.
"Indonesia memasuki babak baru dengan hadirnya Bioavtur yang merupakan bahan bakar nabati ini. Dulu B30 awalnya juga seperti ini kira-kira," katanya.
Dadan juga menginformasikan bahwa pengembangan bioavtur ini dilakukan oleh PT Pertamina dengan menggandeng ITB di Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) Refinergy Unit (RU) IV Cilacap PT Pertamina. Pengembangan itu pada tahun 2020 laku telah menghasilkan jenis J2.0 dan J2.4 pada awal tahun 2021.
Untuk diketahui, perbedaan kinerja bioavtur dan avtur fosil sangat tipis. Yakni hanya 0,2 – 0,6 persen. Ini dinilai sudah optimal dalam pengembangannya.
Komentar Via Facebook :