https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Kemlu Belum Dapat Laporan WNI Jadi Korban Gempa di Jepang

Kemlu Belum Dapat Laporan WNI Jadi Korban Gempa di Jepang

Gempa Jepang. ©REUTERS/Kyodo


Pekanbaru, Elaeis.co - Kementerian Luar Negeri RI menyatakan hingga saat ini belum terdapat laporan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa yang melanda Jepang pada Sabtu (20/3) sore waktu setempat.

Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Minggu (21/3), dikatakan bahwa Kedutaan Besar RI di Tokyo telah berkoordinasi dengan sejumlah perwakilan WNI di wilayah Prefektur Miyagi, di mana gempa terjadi di lepas laut daerah tersebut, guna memonitor kondisi WNI.

 

"Sampai saat ini belum ada laporan adanya WNI terdampak gempa,” demikian Kemlu.

KBRI Tokyo pun terus memonitor kondisi pascagempa melalui media setempat, serta laporan dari otoritas yang berwenang maupun informasi dari masyarakat. Hotline KBRI Tokyo dapat diakses melalui nomor +81 90-3506-8612 atau +81 80-4940-7419.

Sebelumnya, gempa kuat mengguncang wilayah pantai timur laut Jepang pada Sabtu (20/3) dan menghantam wilayah yang pernah hancur akibat bencana 2011 serta menyebabkan tsunami setinggi satu meter, demikian dilaporkan stasiun penyiaran NHK.

Gempa melanda pantai Prefektur Miyagi pada pukul 18.26 waktu setempat dan memiliki kekuatan 7,2 magnitudo pada kedalaman 60 km, kata Badan Meteorologi Jepang.

Perusahaan Tohoku Electric Power menghentikan kegiatan pembangkit nuklir Onogawa dan sedang memeriksa gangguan lainnya, lapor NHK.

Sementara itu, perusahaan Tokyo Electric Power sedang memeriksa kondisi pembangkit listrik Fukushima Dai-Ichi, yang hancur akibat gempa dahsyat Maret 2011 hingga menyebabkan krisis nuklir dan evakuasi massal.

Tayangan video NHK dari biro Sendai memperlihatkan sebuah plakat yang menggantung di langit-langit bergoyang selama sekitar 30 detik akibat gempa.

Gempa dapat dirasakan hingga ke Tokyo, yang berjarak 400 km bagian selatan dari pusat gempa. NHK memperingatkan masyarakat agar menjauhi pantai. 

Merdeka.com

 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :