Berita / Sumatera /
Kenaikan Harga Bahan Pokok Selama Ramadan Mempengaruhi Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu
Bengkulu, Elaeis.co - Kenaikan harga bahan pokok di Bengkulu selama Ramadan 1445 hijriah telah membawa dampak yang signifikan, tidak hanya pada kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga terhadap sektor perkebunan, terutama harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Bahkan saat ini, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu telah di atas Rp 2.400 per kilogram, mencerminkan lonjakan yang cukup signifikan dari periode sebelumnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, Darjana menjelaskan, kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, daging ayam, telur, dan cabai, turut membuat harga komoditas kelapa sawit melonjak. Hal ini dapat terjadi mengingat biaya produksi petani ikut meningkat seiring dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok.
"Kenaikan harga kebutuhan pokok secara langsung berdampak pada biaya produksi petani kelapa sawit, yang kemudian tercermin dalam harga TBS," ungkap Darjana, Kamis 14 Maret 2024.
Baca Juga: Dukung Sektor Kelapa Sawit, Polsek di Bengkulu Utara Tambal Jalan Berlubang
Darjana menambahkan, selain disebabkan biaya produksi petani sawit yang meningkat, peningkatan harga TBS kelapa sawit juga dipicu oleh naiknya harga CPO. Dimana saat ini harga CPO di Bengkulu telah mencapai Rp 12 ribu per kilogram.
"Selain karena biaya produksi petani yang meningkat, kenaikan harga TBS kelapa sawit dipicu oleh kenaikan harga CPO, ini mengindikasikan permintaan CPO di dunia sedang naik," tuturnya.
Para petani kelapa sawit di Bengkulu menyambut baik kenaikan harga TBS tersebut. Menurut mereka, kenaikan harga menjadi angin segar karena memudahkan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Kami merasa lega dengan adanya kenaikan harga TBS kelapa sawit ini. Setidaknya, kami tidak lagi kesulitan untuk membeli bahan pokok," ujar Riskan, seorang petani sawit di Bengkulu Selatan.
Meskipun kenaikan harga TBS kelapa sawit memberi keuntungan bagi para petani, namun tidak semua pihak merasa senang dengan situasi ini. Sejumlah pihak terkait, terutama pedagang dan produsen produk turunan kelapa sawit, mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap dampak jangka panjang dari kenaikan harga ini.
"Kami khawatir kenaikan harga TBS kelapa sawit membuat konsumsi tinggi dan menyebabkan harga kebutuhan pokok melonjak tajam," kata Rina, Pedagang di Pasar Panorama Kota Bengkulu.
Pengamat ekonomi di Bengkulu, Prof Dr Kamaludin SE MM memberikan pandangan beragam terkait kenaikan harga TBS kelapa sawit. Dirinya menganggap hal ini sebagai respons alami terhadap fluktuasi harga bahan pokok. Meski begitu, dirinya khawatir hal ini bisa berdampak negatif pada inflasi dan daya beli masyarakat.
"Kenaikan harga TBS kelapa sawit bagus, namun kenaikan harga kebutuhan pokok tentu tidak bagus karena bisa menyebabkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat," ujar Kamaludin.
Oleh sebab itu, Kamaludin mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait pengendalian harga bahan pokok dan komoditas pertanian lainnya di tengah situasi yang semakin tidak pasti. Dirinya menyerukan perlunya langkah-langkah konkret untuk mengatasi lonjakan harga yang terus menerus terjadi.
"Kami meminta para pemangku kepentingan di Bengkulu dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang tepat guna mengatasi masalah kenaikan harga ini jangan sampai ini mempengaruhi daya beli dan menyebabkan inflasi," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :