https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Kenaikan Harga CPO Ganggu Progam Peremajaan Sawit

Kenaikan Harga CPO Ganggu Progam Peremajaan Sawit

Ilustrasi/Reuters


Jakarta, Elaeis.co - Peneliti Sosial Ekonomi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Sachnaz Desta Oktariana mengungkapkan kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi tantangan bagi keberlangsungan program peremajaan sawit (replanting).

"Jadi, efek dari kenaikan harga CPO ada penundaan replanting. Khususnya smallholders atau petani kecil. Trend konversi ke perkebunan sawit meningkat atas kenaikan harga CPO maupun harga TBS," kata Sachnaz dalam wabinar Sustainable Palm Oil For Health pada Rabu (17/11).

Padahal saat ini terdapat sekitar 2,8 juta hektare lahan yang perlu diremajakan (replanting) dari total luas areal petani plasma 6,72 juta hektare.

Hingga tahun 2024, Pemerintah Indonesia menargetkan perkebunan kelapa sawit milik petani seluas 540 ribu hektar untuk dilakukan replanting.

Bila dijumlahkan sejak PSR dialkukan pada tahun 2016 hingga tahun 2020, BPDPKS telah menyalurkan dana sebesar Rp 5,32 triliun. Dari anggaran tersebut luas lahan sawit yang telah dilakukan peremajaan seluas 200.205 ha dengan total 87.906 pekebun.

Lebih jauh Sachnaz menjelaskan, curah hujan di masa depan (2075-2099) juga berpengaruh pada  industri kelapa sawit. Dengan adanya perubahan iklim, diperkirakan daerah Sumatra akan relatif lebih besar, sedangkan daerah Indonesia lainnya relatif lebih kering di masa depan.

"Presentase hujan tahunan yang turun pada musim hujan diperkirakan secara umum meningkat," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :