https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Kerajinan Rajut Benang Terdampak Pandemi

Kerajinan Rajut Benang Terdampak Pandemi

Ibu-ibu warga Desa Petala Bumi, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, sedang merajut (Dok.)


Rengat, Elaeis.co - Sudah dua tahun terakhir Aminah mengisi hari-harinya dengan merajut benang nilon di sebuah ruangan seluas 5 meter persegi di Desa Petala Bumi, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Ibu rumah tangga berusia 40 tahun itu membuat berbagai bentuk tas dan alas meja ditemani beberapa warga sekitar.

Aminah dan teman-temannya mendapat ilmu merajut dari pelatihan yang diberikan oleh perusahan perkebunan kelapa sawit, PT Inecda Plantation. “Tempat ini juga fasilitas yang diberikan perusahaan,” ucapnya saat ditemui Sabtu (31/7). 

Menurut Aminah, penghasilan dari membuat tas atau alas meja sebenarnya jauh dari memuaskan. Malah tidak sebanding dengan tingkat kesulitan dalam pembuatan produk kerajinan tersebut. 

“Pandemi Covid-19 membuat penghasilan kami makin berkurang. Kebanyakan warga memproritaskan kebutuhan hidup ketimbang hiasan rumah atau gaya hidup,” ucapnya.

Dalam satu bulan mereka biasa menghasilkan berbagai macam tenunan yang siap dipasarkan baik secara online ataupun bertemu langsung dengan pembeli.

“Tapi penjualan jauh berkurang. Dulu bisa dapat Rp 1,5 juta sebulan, sejak pandemi penghasilan berkurang menjadi Rp 500 ribu rupiah,” keluhnya.

Meski begitu, Aminah dan warga lainnya tak menyerah. Mereka terus merajut tanpa menunggu ada pesanan yang datang. “Kalau tidak, kami takut ilmu merajut hilang dimakan waktu,” ujarnya.

Komentar Via Facebook :