Berita / Bisnis /
Kerja Sama Dagang Indonesia-Rusia Diperkuat, Sawit Masuk Komoditi Utama
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, mengunjungi Rusia untuk melakukan sejumlah pertemuan guna memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara yang tergabung dalam Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU).
Negara-negara yang termasuk dalam EAEU yakni Rusia, Armenia, Belarus, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan. Lutfi berharap kerja sama ini dapat membuka peluang peningkatan ekspor dan investasi.
"Indonesia ingin memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama khususnya dengan Rusia, termasuk juga negara-negara lain yang tergabung dalam EAEU. Kerja sama ini diharapkan membuka peluang peningkatan ekspor Indonesia dan investasi Rusia di Indonesia," kata Lutfi seperti dikutip WE Online.
Lebih lanjut dikatakan Lutfi, “upaya ini juga dalam rangka membuka pasar Indonesia di negara-negara tujuan ekspor non tradisional sekaligus mencari solusi bersama pemulihan ekonomi yang telah terimbas pandemi Covid-19”.
Perlu diketahui, pada tahun 2020, total nilai perdagangan Indonesia dengan Rusia tercatat sebesar US$1,93 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Rusia sebesar US$970 juta dan impor Indonesia dari Rusia sebesar US$960 juta.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia surplus US$10 juta dari Rusia. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Rusia antara lain minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya, kopra, karet alam, dan mentega kakao. Adapun komoditas impor Indonesia dari Rusia adalah besi dan baja setengah jadi, batu bara, serta pupuk non organik atau kimia.
Selain pertemuan bilateral, Lutfi mengatakan, pihaknya juga akan menghadiri Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (St. Petersburg International Economic Forum/SPIEF) ke-24 di St. Petersburg, Rusia. Selama 24 tahun terakhir, SPIEF telah menjadi forum global terkemuka bagi anggota komunitas bisnis dan pemerintah dari berbagai negara untuk bertemu dan membahas masalah ekonomi utama yang dihadapi Rusia bersama EAEU, negara-negara berkembang, dan dunia secara keseluruhan.
Di tengah masih berlanjutnya pandemi Covid-19, SPIEF 2021 akan digelar secara daring dan luring dengan protokol kesehatan yang ketat, dengan tema "A Collective Reckoning of the New Global Economic Reality".
Sejumlah program bisnis dan kemitraan, serta agenda sosial akan digelar dalam forum tersebut. “Beberapa hal yang akan dibicarakan antara lain mencakup pemulihan ekonomi dan kerja sama internasional, termasuk diskusi tentang integrasi Eurasia, transformasi perdagangan global, efektivitas bisnis selama pandemi, pasar energi global, pemulihan pasar dan ketahanan pangan global, serta keberlanjutan sistem perawatan kesehatan nasional,” imbuh Lutfi.
Komentar Via Facebook :