Berita / Serba-Serbi /
Kesusahan Petani Sawit Belum Seberapa, Petani Padi Lebih Merana
Pasirpangaraian, Elaeis.co - Pergerakan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terus dipepet oleh kenaikan harga berbagai jenis pupuk kimia non subsidi. Bahkan persentase kenaikan pupuk sudah menyalip harga TBS.
Para petani sawit di Desa Rambah Muda, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, tak sedikit yang mengeluhkan tingginya harga pupuk.
“Ya mau bagaimana lagi, kalau harga sawit tinggi, otomatis harga pupuk juga ikut tinggi. Pupuk mutiara biasanya Rp 450 ribu, sekarang sudah Rp 600 ribu per sak,” kata Kepala Desa Rambah Muda, Rian Denny Setiawan, kepada Elaeis.co, Kamis (14/10).
Menurutnya, naiknya harga TBS sangat menolong petani sawit menghadapi lonjakan harga pupuk. “Masalahnya, yang menggunakan pupuk kan tidak cuma petani sawit. Petani padi dan komoditas lainnya pasti sangat terdampak oleh kenaikan harga pupuk,” ucapnya.
Dia juga mengaku sangat prihatin melihat petani padi di desanya.
“Kalau petani sawit, melihat harga sawit seperti sekarang, ya tidak perlu disubsidi menurut saya. Yang kasian kan petani padi. Kebutuhan pupuknya kan kurang lebih sama dengan pekebun sawit. Dia panen harga gabahnya standar, beda sama petani sawit yang harga sawitnya lagi bagus,” tukasnya.
Rian berharap, kondisi tersebut dapat menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan. “Agar subsidi pupuk bisa tersalurkan kepada petani yang benar-benar membutuhkan. Semoga instansi terkait terus mengontrol penyalurannya,” harapnya.
Komentar Via Facebook :