Berita / Bisnis /
Ketika Kotoran Sapi Jadi Duit di Kampar
Pekanbaru, Elaeis.co - Selain menjadi pupuk organik pengganti pupuk kimia dalam perawatan tanaman, kotoran sapi atau limbah peternakan sapi dapat diolah juga menjadi Biogas. Ini bukti bahwa limbah peternakan bernilai ekonomis yang cukup tinggi. Sehingga muncul pula peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
Seperti apa yang dilakukan oleh Jefry Noer di lokasi Agrowisata Tiga Dara yang berlokasi di Jalan Kubang Raya, Kampar. Pria yang juga mantan Bupati Kampar itu menyulap kotoran sapi menjadi biogas.
Menurutnya, kotoran sapi merupakan salah satu bahan baku biogas yang cukup efisien. Melihat potensi itu ia kemudian mengembangkan hal tersebut sejak beberapa tahun lalu.
"Pada umumnya orang-orang lebih tertarik berternak sapi dapatkan keuntungan dari sapinya. Kotoran dan urinenya justru tidak dimanfaatkan. Beternak seperti itu sudah dilakukan sejak lama. Sehingga saat ini kita mulai untuk memanfaatkannya sebagai bahan baku biogas," kata Jefry Noer dalam rilis yang kirimnya ke Elaeis.co, Senin (6/9).
Dikatakannya, bahan baku biogas itu yakni limbah ternak sapi itu di dapat Jefry dari peternakannya. Dilokasi itu, Ia memelihara 10 ekor sapi.
"Limbah ternak, kita kumpulkan dan kita proses hingga mengahasilkan biogas. Saat ini memang kita baru tahap uji coba jadi masih kita gunakan sendiri belum untuk kita komersilkan," kata mantan Bupati Kampar itu.
Niatnya memanfaatkan limbah peternakannya itu sudah dilakukannya sejak dua tahun lalu. Dan hasilnya masih ia manfaatkan untuk keperluan pribadi peternakan.
Jefry beberapa waktu lalu, juga mendapatkan kunjungan dari pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Sultasn Sarif Kasim. Malah sang Rektor yakni Prof Dr Khairunnas Rajab MAg hadir langsung dalam kunjungan itu.
Tak menyia-nyiakan kesempatan itu Jefry lantas menunjukkan hasil olahannya itu. Ia langsung menjamu rombongan UIN Suska Riau dengan memasakkan mie rebus menggunakan kompor berbahan dasar bio gas itu di depan para rombongan.
"Biogas ini layaknya gas elpiji ia mudah terbakar dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhannsehari-hari," katanya.
Selain dari sisi bisnis, Jefry menuturkan pengolahan limbah ternak itu turut mengurangi pencemaran lingkungan.
Prof Dr Khairunnas Rajab MAg mengapresiasi adanya program-program ekonomi kreatif seperti yang dilakukan Jefry Noer tersebut. Menurutnya hal itu justru malah dapat menjadi contoh bagi masyarakat.
"Ini juga bisa mendukung dunia pendidikan. Bagaimana cara mengolah limbah peternakan yang menjadi peluang bisnis. Kemudian juga turut mengurangi pencemaran limbah peternakan di Riau," tandasnya.
Komentar Via Facebook :