https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Kompos Buatan BUMDes ini Bisa Jadi Alternatif Bagi Petani

Kompos Buatan BUMDes ini Bisa Jadi Alternatif Bagi Petani

Proses pembuatan pupuk kompos di BUMDes Makmur Bersama. Foto: Dok. BUMDes


Jambi, elaeis.co - Memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di sekitarnya, BUMDes Makmur Bersama sukses memproduksi pupuk kompos. Misi yang diusung badan usaha milik Desa Tanjung Makmur, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, itu hanya dua.

"Harapannya kami bisa membantu petani sekitar, dan utamanya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar di desa kami," kata Sekretaris BUMDES Makmur Bersama, Rian Anggraini.

Kemampuan memproduksi pupuk kompos awalnya diberikan oleh salah seorang petani setempat. Pengalaman tersebut kemudian ditindaklanjuti sehingga pihak desa kemudian membentuk BUMDes untuk mengakomodir keahlian membuat pupuk kompos tersebut. Selanjutnya, BUMDES Makmur Bersama melakukan studi banding ke BUMDES lain yang terlebih dahulu memproduksi pupuk kompos dalam skala besar.

“Usaha ini belum lama berjalan. Kami baru memulainya pada bulan April 2021. Diawali dengan mengumpulkan bahan baku dan melakukan percobaan,” sebutnya.

Setelah berhasil membuat kompos, pengelola BUMDes lalu mengajukan penyertaan modal kepada pemerintah desa. Saat ini BUMDes Makmur Bersama memproduksi sebanyak 100 ton kompos per bulan.

“Sudah ada perusahaan yang siap menampung hasil produksi kami, tapi kami harus memastikan terlebih dahulu berapa kemampuan produksi rutin per bulan. Kami masih mengalkulasi ketersediaan bahan baku untuk memastikan kemampuan produksi tetap,” tuturnya.

Rian mengatakan, proses pembuatan berlangsung selama 3-4 minggu. Penguraian pupuk kompos yang cukup lama menjadi tantangan tersendiri.

Untuk bahan baku sendiri, mereka menggunakan daun-daunan, abu, tandan kosong (tankos), kotoran hewan (kohe), nutrisi tambahan, dan fermentor. Tankos didapatkan dari pabrik kelapa sawit yang berada tak jauh dari desa itu.

"Ketersediaannya cukup terjamin. Namun, bahan baku seperti abu, nutrisi tambahan, dan kohe, agak sulit didapatkan dan harus diperoleh dari wilayah lain," bebernya.

Saat ini BUMDes tersebut sedang memfermentasi 100 ton kompos. Stok yang siap jual saat ini tinggal 80 ton. 

"Kami menjualnya ke petani, per zak dengan berat 30 kg seharga Rp 36.000. Kami melayani pembelian meski hanya 1-2 zak,” tuturnya.

Pupuk kompos buatan BUMDES tersebut sudah mengantongi hasil uji laboratorium dari salah satu perusahaan di Kecamatan Merlung. “Menurut hasil uji lab, pupuk kompos buatan kami memiliki kualitas yang cukup baik,” ungkapnya. 


 

Komentar Via Facebook :