https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Kondisi Petani Sawit Saat Ini, Seperti Makan Buah Simalakama

Kondisi Petani Sawit Saat Ini, Seperti Makan Buah Simalakama

Ilustrasi petani sawit/Reuters


Jakarta, elaeis.co - Sekertaris Jenderal DPP APKASINDO Perjuangan Sulaiman H Andi Loeloe mengatakan kondisi petani kelapa sawit saat ini layaknya makan buah simalakama. Dari kaca matanya, petani selalu berada di posisi yang serba salah.

Bagaimana tidak, harga hasil kebun kelapa sawit petani masih dibeli dengan harga murah. Bahkan pada musim produksi kebun meningkat.

Hal ini disebabkan lantaran belum pulihnya jalur ekspor CPO pasca kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bahan baku dan minyak goreng beberapa waktu lalu. Salah satu penyebabnya menurut Andi adalah perusahaan di Indonesia kehilangan pasar dan posisi tawar.

"Dari informasi yang saya dengar, ada gagal transaksi beberapa waktu lalu. Karena para negara importir CPO menawar rendah CPO Indonesia akibat dari kontrak yang tengah berjalan dengan Malaysia," ujarnya saat berbincang dengan elaeis.co, Senin (13/6).

Para konsumen di pasar internasional tadi menawar harga CPO Indonesia di bawah harga Malaysia. Ini juga disinyalir akibat pemutusan kontrak sepihak dari perusahaan akibat pemerintah Indonesia melarang ekspor beberapa waktu lalu.

Akhirnya, para peminat CPO tadi beralih ke Malaysia dengan harga yang sudah ditentukan Malaysia. "Tentu posisi Malaysia saat itu kuat. Kalau mau harga segitu di ekspornya CPO. Nah sekarang berbalik ke Indonesia, jadi negara tersebut tentukan harga dan kalau mau dibelinya," terangnya.

Tentu akibat penawaran itu, perusahaan memilih tidak menjual CPOnya lantaran berpotensi rugi. Akhirnya proses CPO gagal berjalan dan berimbas kepada petani kelapa sawit yang hasil kebunnya tidak terserap hingga harga TBS anjlok.

Kata Andi, pemerintah harus jeli melihat kondisi ini. Baik dari sisi petani, pasar dan kebijakan. Sebab saat ini telah terjadi politik ekonomi.

"Pasar terdampak, PKS kurangi pembelian, petani kembali gigit jari," tandasnya.

Komentar Via Facebook :