Berita / Sumatera /
Konflik Warga Vs PT NWR di Kampar Dipicu Jual Beli Lahan
Pekanbaru, Elaeis.co - Konflik lahan di Desa Rantau Kasih Kabupaten Kampar diduga dipicu jual beli lahan. Itu membuat sejumlah emak-emak nekat menginap di kebun sawit sawit mereka selama 4 hari.
Hasanul Arfin salah satu warga, mengatakan konflik bermula dari adanya jual beli lahan. Sebab dari 4.226 hektare kawasan HTI PT Nusa Wana Raya (NWR), 18 ribu hektare di antaranya ada di areal Desa Rantau Kasih.
"Sebagian sudah dikapling dan dijual oleh oknum kepala desa. Bahkan itu sudah di tanami sawit, termasuk dijadikan kebun sawit oleh warga," terang Hasanul, Selasa (24/8/2021).
Dugaan penjualan lahan di kawasan HTI PT NWR diketahui dari nota/faktur penjualan lahan sejak beberapa tahun terakhir. Lahan itulah yang kemudian memicu masalah di Rantau Kasih.
"Kami berharap pihak kepolisian segera mengusut dan melakukan penelusuran kasus jual beli lahan kaplingan," imbuh Hasanul.
Terakhir, Hasanul meminta agar warga tak terpengaruh hingga menimbulkan konflik. Termasuk ibu-ibu yang sempat menginap di kebun sawit.
"Ada pihak yang sengaja menghasut dan membenturkan. Coba memprovokasi ibu-ibu dan anak-anak melakukan aksi demo dan menduduki lahan konsesi tersebut," katanya.
Semntara itu, Direktur Reskrimsus Polda Riau, Kombes Ferry Irawan mengatakan kasus di wilayah konflik tersebut sudah ditangani. Termasuk soal laporan keterlibatan oknum kades di daerah tersebut.
"Iya, NWR melaporkan. Ini sementara masih kita klarifikasi masalah lahan tersebut. Informasi terakhir itu sudah difasilitasi LAM (Lembaga Adat Melayu) dan DPR," katanya.
Ferry mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan pemanggilan para pihak terkait laporan tersebut. Pemnggilan dilakukan untuk klarifikasi tentang alas hak masing-masing.
"Kita dalami tentang alas hak yang di pegang masing-masing baik perusahaan dan masyarakat. Itu yang kita sedang dalami (keterlibatan oknum kades), maka kita lakukan pemanggilan," kata Ferry.
Konflik lahan terjadi di Desa Rantau Kasih, Kampar Kiri Hilir, Kampar. Warga memilih bertahan di kebun karena khawatir terkait nasib kebun sawit mereka dan dikabarkan masuk kawasan HTI PT Nusa Wana Raya (NWR).
Di video beredar di media sosial, terlihat warga menjerit histeris karena takut lahannya diambil alih. Bahkan, mereka sampai menyebut-nyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk minta bantuan.
"Pak Jokowi, tolong kami. Kebun kami mau digusur, mau makan apa kami. Tolong lah pak," ucap seorang ibu-ibu dalam video itu.
Merasa khawatir, warga mendirikan tenda seadanya. Di bawah tenda itu puluhan ibu-ibu tinggal dan bertahan selama 4 hari agar lahannya tidak diganggu gugat pihak lain.
Manager Humas PT NWR, Abdul Hadi mengatakan pihaknya menyerahkan kasus sepenuhnya kepada kepolisian. Sebab, Desa Rantau Kasih juga merupakan desa binaan perusahaan tersebut.
"Kami serahkan semua kepada penegak hukum," katanya
Komentar Via Facebook :