https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Konsumsi Masyarakat Sudah Kembali ke Level Sebelum Pandemi

Konsumsi Masyarakat Sudah Kembali ke Level Sebelum Pandemi

Ilustrasi supermarket. © therichest.com


Jakarta, Elaeis.co - Survei Mandiri Institut melaporkan, bahwa belanja masyarakat mulai pulih hingga akhir kuartal III-2021. Bahkan, saat ini belanja masyarakat sudah kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

"Setelah terus menurun sejak PPKM Darurat/Level diberlakukan di awal Juli 2021, belanja masyarakat kembali meningkat mulai awal Agustus seiring pelonggaran bertahap yang dilakukan. Saat ini, belanja sudah kembali ke level periode pra pandemi," ujar Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono dalam pernyataannya, Senin (1/11).

Teguh menerangkan, pulihnya belanja masyarakat itu tak lepas dari pelonggaran PPKM Level yang dilakukan secara bertahap oleh Pemerintah. "Di mana saat ini belanja sudah kembali ke level periode prapandemi," tekannya.

Teguh mencatat, hingga kuartal III-2021 belanja masyarakat mengalami kontraksi sebesar 19 persen dibandingkan kuartal III-2021 (qoq). "Namun, terhadap kuartal yang sama tahun lalu, belanja masyarakat meningkat sebesar 8 persen (yoy)," bebernya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah konsisten untuk mempertahankan keseimbangan antara sektor dan ekonomi. Dengan demikian, upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia tidak menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Karena, tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan ini ke depan," tukasnya.

Sri Mulyani: Belanja Masyarakat Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa indikator belanja masyarakat sudah mampu kembali ke level sebelum pandemi covid-19. Hal itu terlihat dari Mandiri Spending Index hingga awal oktober 2021 mengalami kenaikan.

"Indikator belanja masyarakat ini sudah menunjukkan suatu level recovery yang cukup baik dan ini nanti akan menentukan proyeksi pertumbuhan ekonomi kita di Kuartal ketiga. Karena kalau kita lihat di dalam hal ini mandiri spending indeksnya baik itu frekuensi belanjanya maupun indeks nilai belanjanya," kata Menkeu dalam APBN KITA Edisi Oktober 2021, Senin (25/10/2021).

Sebelumnya, varian delta memberi pukulan yang sangat tajam untuk mandiri spending index pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Kemudian, mulai terjadi pemulihan pada minggu kedua Agustus dan terus berlanjut hingga Oktober ini.

"Jadi ini terlihat sekali bahwa kemauan dan kegiatan belanja masyarakat baik frekuensi maupun nilainya sangat dipengaruhi kemampuan kita di dalam mengendalikan covid-19," ujarnya.

Dalam paparan Menkeu, indeks nilai belanja sudah mencapai 106,2 di awal Oktober dan frekuensi belanja naik ke level 120,9 seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat. Lalu, indeks belanja di Jawa sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional juga sudah mampu kembali mencapai baseline 103,6 seiring dengan terkendalinya covid-19.

"Untuk Jawa dan non Jawa terlihat dua-duanya mengalami pemulihan terutama yang Jawa yang mengalami pukulan sangat dalam akibat delta varian sudah rebound dan berada di atas zona ekspansi," katanya.

Menkeu berharap ke depannya pemulihan aktivitas konsumsi dapat terus membaik, meskipun tetap perlu waspada adanya potensi kenaikan kasus covid-19 yang dapat mempengaruhi laju arah pemulihan ekonomi.

Di samping itu, aktivitas investasi masih cukup resilien meskipun ada pengaruh dari varian delta. Namun, aktivitas investasi tetap bisa bertahan karena u didukung oleh pertumbuhan konsumsi semen dan impor besi dan baja, yang tetap bertahan di level positif yaitu 4,1 persen untuk semen, dan untuk besi baja di 5,0 persen

"Jika kita lihat dari impor barang-barang bahan baku dan barang modal yang juga mempengaruhi sektor produktif juga masih menunjukkan suatu resiliensi yang sangat tinggi," imbuhnya.

Artinya sektor manufaktur memiliki optimisme bahwa mereka akan tetap bertahan aktivitasnya, sehingga dari sisi aktivitas impornya bahan baku mereka mengalami tetap dalam posisi yang cukup kuat. Merdeka.com

Komentar Via Facebook :