https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Koperasi Terus Didorong Agar Bisa Menjadi Bagian Integral dari Rantai Pasok Industri

Koperasi Terus Didorong Agar Bisa Menjadi Bagian Integral dari Rantai Pasok Industri

Kegiatan bedah buku Serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM di UGM. foto: KemenKopUKM 


Jakarta, elaeis.co – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggelar bedah buku Serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan literasi perkoperasian di kalangan kampus dan generasi muda sekaligus memperkenalkan program inovatif KemenKopUKM.

Sekretaris Deputi Bidang Perkoperasian KemenKopUKM Eka Pan Lestari mengungkapkan, kegiatan ini menjadi salah satu upaya rebranding koperasi agar lebih modern dan adaptif terhadap perubahan zaman.

“Apa lagi koperasi memegang peranan penting dalam menyatukan usaha-usaha kecil, serta memberikan peluang bagi UMKM untuk memperluas skala ekonomi mereka agar bisa bersaing dan terhubung dengan industri besar,” kata Eka dalam siaran pers dikutip Kamis (31/10).

Di hadapan 250 mahasiswa dan civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi seperti UGM, Institut Pertanian Stiper Yogyakarta (INSTIPER), Universitas Ahmad Dahlan, hingga Universitas Negeri Yogyakarta, Eka menuturkan bahwa koperasi harus bisa menjadi bagian integral dari rantai pasok industri.

Menurutnya, salah satu langkah strategis yang diambil oleh KemenKopUKM adalah dengan mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah berbasis koperasi dengan melibatkan petani sawit dalam seluruh rantai nilai bisnis dari hulu hingga hilir.

“Dengan program ini, petani sawit yang tergabung dalam koperasi tidak hanya bergantung pada penjualan Tandan Buah Segar (TBS), namun juga berperan dalam hilirisasi kelapa sawit yang dapat meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan,” ungkapnya.

Selain program hilirisasi komoditas sawit, KemenKopUKM juga sedang menggenjot program pembangunan SPBU Nelayan (SPBUN) berbasis koperasi, dengan mendekatkan akses bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kepada para nelayan, sehingga mereka tidak perlu lagi membeli BBM dari pengecer dengan harga yang lebih mahal.

“Dengan adanya SPBUN yang dikelola oleh koperasi, nelayan kecil dapat memperoleh solar bersubsidi dengan harga resmi yang ditetapkan oleh Pertamina, kami juga berharap nelayan dapat menikmati keuntungan lebih besar dengan menurunkan biaya operasional mereka,” tuturnya.

Tidak hanya itu, KemenKopUKM juga mendorong pengembangan Koperasi Multi Pihak (KMP), yang diatur dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2021. KMP memungkinkan koperasi kecil untuk bergabung menjadi konsorsium, sehingga dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan memperbesar volume usaha mereka.

“Ini adalah bagian dari strategi modernisasi koperasi agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman, serta menarik minat generasi muda untuk bergabung dalam koperasi,” ucap Eka.

Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM Prof. Dr. Sri Raharjo, mengapresiasi penerbitan buku serial oleh KemenKopUKM. Dalam diskusinya, ia menyoroti bahwa produk Minyak Makan Merah pernah diperkenalkan dalam bentuk minyak sawit merah, namun kurang diterima oleh masyarakat karena persepsi yang kurang tepat.

“Oleh karena itu, rekayasa sosial dan edukasi mengenai manfaat kesehatan dari Minyak Makan Merah sangat penting agar produk ini lebih diterima oleh masyarakat,” ujarnya.

Senada, dosen INSTIPER Dr. Fahmi W. Kifli, menilai buku tersebut akan mampu memberikan kontribusi penting dalam memperkuat pengembangan koperasi di Indonesia. “Ini juga akan membangkitkan semangat baru dalam mengembangkan koperasi yang tangguh,” ucapnya.

 

Komentar Via Facebook :