Berita / Serba-Serbi /
KPPU Soroti Penyebab Gas LPG 3 Kg Langka di Medan
Medan, elaeis.co - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah I terus menggali penyebab kelangkaan gas LPG 3 Kg di Medan, Sumatera Utara, yang menimbulkan keresahan di kalangan emak-emak belakangan ini.
Salah satu terobosan KPPU yakni melakukan diskusi dengan Hiswana Migas DPC Sumatera Utara, selaku asosiasi pelaku usaha yang memiliki peran sebagai wadah komunikasi dengan Pertamina Persero dan sub-holding Pertamina, yang membawahi wilayah Kabupaten Asahan, Tanjung Balai, Humbang Hasundutan, Selasa (1/8).
Ridho Pamungkas, selaku Kepala KPPU, menyampaikan pihaknya disambut langsung oleh Haris Razali, selaku Ketua DPC Migas Sumut, didampingi oleh jajarannya dalam pertemuan untuk membahas penyediaan serta pendistribusian LPG.
"Kami telah menerima data realisasi penyaluran gas subsidi tersebut, sejak Mei hingga Juni, yang mengalami penurunan dimana permintaan masyarakat tinggi karena adanya Idul Adha. Itu diduga menjadi penyebab terjadinya kelangkaan dan panic buying," terangnya kepada elaeis.co, Rabu (2/8).
Berdasarkan keterangan pihak Hiswana, lanjutnya, tidak ada penyaluran secara fakultatif dari Pertamina ke agen di hari libur. Artinya, pengiriman LPG justru berhenti pada tanggal merah atau hari libur nasional, alhasil stok gas bersubsidi di pangkalan banyak yang kosong.
"Sebenarnya, isu kelangkaan itu dialami oleh beberapa kecamatan di Kota Medan, terutama yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Sedang," terangnya.
Pemaparan itu diterima oleh Ridho Pamungkas dari Haris Razali. Khusus Kota Medan, terdapat 1.300 pangkalan dan 40 persen pangkalan stoknya kosong, itupun hanya terjadi di beberapa kecamatan tertentu, akan tetapi gejolak kelangkaan tersebar cepat. Terjadi panic buying, alhasil masyarakat yang biasanya memiliki tabung cadangan mengisi full seluruh tabung miliknya.
Disamping itu, masih ditemukan adanya indikasi LPG 3 kilogram yang dioplos menjadi LPG 5 kilogram dan 12 kilogram.
Mengacu monitoring lapangan yang telah dilakukan pihak Hiswana Migas, dapat dipastikan bahwa stok gas di pangkalan sudah tersedia sesuai kuota yang diberikan oleh Pertamina atau 108 persen, yang artinya terjadi overlap sebesar 8 persen.
"Dampak kelangkaan yang dirasakan saat ini faktornya belum diimplementasikannya subsidi tepat sasaran. Sudah ada aturan 80 persen subsidi dari pangkalan diperuntukkan untuk masyarakat, sedangkan pedagang eceran sekitar 20%, namun pelaksanaan di lapangan sulit dilaksanakan," ungkap Haris.
Dengan demikian, Ridho Pamungkas berharap kepada masyarakat tidak perlu panik adanya kelangkaan gas LPG 3 Kg. Pasalnya di pangkalan sudah kembali normal, selain itu ia menghimbau jika warga menemukan penyalahgunaan penyaluran gas bersubsidi segera melaporkan ke aparat, Pertamina, dan atau Hiswana Migas.
Komentar Via Facebook :