Berita / Serba-Serbi /
Kreatif di Unilak, Hand Sanitizer Dibuat dari Limbah Kulit Buah
Pekanbaru, Elaeis.co - Dosen Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru menggelar pekatiha kepada masyarakat yang tergabung dalam komunitas Bank Sampah Berkah Abadi di Kelurahan Limbungan Pekanbaru, Riau.
Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh dosen Fahutan Unilak, dengan menggunakan limbah kulit buah bisa dibuat menjadi produk hand sanitizer dan desinfektan yang cocok dengan situasi pademik COVID-19 saat ini.
Tim PKM Fahutan Unilak diketuai oleh Dr. Rina Novia Yanti, mengatakan bahwa sampah organik khususnya kulit buah-buahan yang selama ini dibuang begitu saja, bisa diolah menjadi produk eco enzyme.
Menurut Rina, produk eco enzyme ini tidak hanya bisa digunakan untuk hand sanitizer dan desinfektan, namun juga bisa digunakan untuk berbagai manfaat di antaranya untuk mencuci perabotan rumah tangga, pembersih WC, pembersih lantai, pengganti detergen atau sabun dan obat penyembuh luka.
"Jadi sangat bernilai ekonomis bila diolah dengan benar imbuhnya disela-sela acara pelatihan yang dilaksanakan Minggu 6 Juni 2021," ujar Rina, Selasa (8/6) melalui keterangan resmi.
Dijabarkan Dr. Rina, Proses pembuatan Eco Enzyme sangat mudah asal dibuat dengan telaten dan butuh kesabaran, karena eco enzym baru bisa dipanen setelah 3 bulan penyimpanan. Dalam proses pembuatannya, membutuhkan bahan-bahan yang tidak terpakai lagi. Bahan tersebut antara lain 10 liter air, bahan organik 1.800 gram (kulit nanas, apel, pir, papaya, jeruk, pisang, daun kelor, sawi/pakcoy), dan gula merah 600 gram.
"Semua bahan yang telah disebutkan dicampur dalam suatu wadah kedap udara dan difermentasi selama 3 bulan.Tujuannya adalah untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Produk eco enzyme murni, kalau mau dipakai untuk berbagai keperluan tinggal ditambahkan air. Untuk hand sanitizer 1 banding 3 yaitu 1 bag eco enzyme ditambah 3 bagian air bersih," jalasnya.
Dijelaskan Dr Rina, beberapa manfaat Eco Enzyme antara lain bisa membantu mengurangi limbah atau sampah organik basah sehingga zero waste, membantu menyadarkan masyarakat pentingnya penggunaan pembersih rumah tangga termasuk disinfektan yang ramah lingkungan.
"Saat kegiatan kami juga membawa contoh Eco Enzym, peserta dapat melihat dan merasakan dari Eco Enzym ini," ujarnya.
Dalam kegiatan PKM itu, seluruh peserta sangat antusias untuk belajar seperti yang diceritakan oleh salah peserta yaitu Wilda Oktavia, menurutnya kegiatan dari dosen Fahutan ini bermanfaat dan membantu.
"Saya juga baru tau sampah kulit buah ternyata bisa dibuat handsanitizer, pembersih lantai dan lainnya, tentunya ini berguna," tandasnya.
Komentar Via Facebook :