Berita / Kalimantan /
Kukar Undang Investor Bangun Pabrik Hilir Sawit
Tenggarong, elaeis.co - Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Muhammad Taufik, menyebut ada dua sistem perkebunan yang berjalan di masyarakat di daerah itu. Pertama adalah pola plasma, yakni bekerjasama dengan perusahaan intinya. Di mana sawit yang dihasilkan dijual kepada perusahaan intinya. Kedua yakni pola mandiri atau swadaya, di mana petani bebas menjual Tandan Buah Segar (TBS) pada pihak manapun.
Menurutnya, dua pola tersebut terbukti mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Kukar dengan penghasilan yang cukup menjanjikan. “Alhamdulillah dengan adanya pabrik-pabrik baru yang tidak memiliki kebun inti sendiri, mereka bermitra jual beli TBS dengan masyarakat dan harganya relatif baik,” katanya dalam keterangan resmi Diskominfo Kukar dikutip Kamis (16/11).
Ia berharap dengan potensi sawit yang besar akan menarik banyak investor untuk berinvestasi dalam bentuk pabrik CPO meski dalam skala kecil. Mengingat banyak kebun sawit masyarakat yang tersebar di beberapa kecamatan, sehingga jika pabrik yang didirikan dalam skala kecil, maka keberadaan pabrik ini bisa lebih menyebar di tiap kecamatan.
“Selain itu kita juga terus mendorong terkait hilirisasi agar minyak kelapa sawit atau CPO bisa diolah lagi menjadi minyak makan atau produk-produk turunan lainnya,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Kukar, Arfan Boma Pratama mengatakan, Pemkab Kukar berencana membangun pabrik pengolahan CPO menjadi minyak makan merah yang akan dikelola pemerintah daerah.
"Selama ini petani hanya bisa menjual TBS tanpa menikmati nilai tambah apa pun, makanya akan dikembangkan menjadi minyak makan merah," sebutnya.
Pemkab Kukar bekerja sama dengan Universitas Mulawarman dalam rencana pembangunan pabrik tersebut. "Sedang dikaji, banyak aspek yang perlu diperhatikan untuk merealisasikannya,” ungkapnya.
Dia menekankan bahwa hilirisasi sawit, selain sangat membantu para petani sawit, juga akan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kukar. “Selama ini minyak goreng menjadi kebutuhan utama masyarakat. Tapi minyak goreng kerap mengalami kelangkaan. Minyak makan merah ini adalah alternatif pengganti minyak goreng,” ungkapnya.
Dia yakin dari segi bahan baku, Kukar tidak akan kesulitan mengembangkan TBS menjadi minyak makan merah. "Semoga proses kajiannya cepat selesai. Kalau terealisasi, ini akan menjadi yang pertama di Kaltim,” tutupnya.
Komentar Via Facebook :