https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Kurangi Konflik Kepentingan, Perusahaan Kelapa Sawit Disarankan Melakukan Langkah Ini

Kurangi Konflik Kepentingan, Perusahaan Kelapa Sawit Disarankan Melakukan Langkah Ini

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Edwar Happy. Foto: Dirgantara/Elaeis


Bengkulu, elaeis.co - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Edwar Happy, menekankan bahwa perusahaan kelapa sawit di wilayah Bengkulu diharapkan mampu merekrut minimal 70 persen pekerja buruh harian lepas dari penduduk sekitar. 

Hal ini disampaikannya sebagai upaya untuk mengurangi konflik kepentingan yang sering terjadi di lapangan antara perusahaan kelapa sawit dan masyarakat.

Menurut Edwar, langkah ini memiliki tujuan besar untuk menciptakan harmoni antara dunia usaha dan masyarakat sekitar. 

"Dengan melibatkan pekerja dari komunitas lokal, kita dapat mengurangi potensi konflik yang muncul akibat ketidaksetujuan masyarakat terhadap kebijakan dan aktivitas perusahaan," ujarnya, Rabu (13/12).

Para pejabat di sektor ketenagakerjaan dan transmigrasi diharapkan aktif berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan kelapa sawit guna mengimplementasikan kebijakan ini. Hal tersebut dianggap sebagai solusi strategis untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil dan mendukung perkembangan sektor kelapa sawit di Bengkulu.

"Kita minta pejabat di sektor ketenagakerjaan dan transmigrasi diharapkan aktif berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan kelapa sawit guna mengimplementasikan kebijakan ini," tuturnya.

Sejumlah pemangku kepentingan di industri kelapa sawit menyambut baik usulan ini. 

Menurut Satrio salah satu pengamat industri di Bengkulu, rekrutmen lokal akan membantu ikatan yang lebih kuat antara perusahaan dan masyarakat sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi.

"Rekrutmen lokal akan membantu menciptakan ikatan yang lebih kuat antara perusahaan dan masyarakat. Ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi di tingkat lokal," kata Satrio.

Meskipun demikian, tantangan dalam implementasi kebijakan ini juga diakui. Perusahaan perlu memastikan kualifikasi dan keterampilan pekerja lokal sesuai dengan kebutuhan industri kelapa sawit. 

"Keterlibatan lembaga pendidikan dan pelatihan dapat menjadi solusi untuk mengatasi kendala tersebut," ujar Satrio.

Diharapkan, langkah ini dapat menjadi model bagi wilayah lain yang menghadapi dinamika serupa antara perusahaan dan masyarakat.

Keberhasilan implementasi rekrutmen lokal di sektor kelapa sawit Bengkulu dapat membuka jalan bagi terciptanya hubungan yang lebih harmonis di dunia bisnis dan masyarakat di berbagai daerah.
 

Komentar Via Facebook :