https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Lahan Gambut Disebut Mengurangi Pemanasan Global

Lahan Gambut Disebut Mengurangi Pemanasan Global

Tanah gambut. Net


Pekanbaru, elaeis.co - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menyebutkan, lahan gambut berperan penting dalam mengurangi pemanasan global, bahkan berfungsi menjaga karbon.

Begitu dikatakan Kepala Kelompok Kerja Program dan Anggaran BRGM RI, Teguh Prio Adisulistyo, secara virtual dalam acara sosialisasi restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove tingkat Provinsi Riau, Rabu (13/4/2022).

Menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kata Teguh, luas lahan gambut Indonesia menduduki posisi ke-4 di dunia yakni seluas 13,9 juta hektar, 14 persen diantaranya penyumbang karbon. Sementara seluruh gambut dunia menyimpan 550 Gigaton karbon. 

Dari 13,9 juta hektar luas lahan gambut Indonesia, 6,44 juta hektarnya terdapat di Pulau Sumatera.

"Betapa pentingnya Riau mengelola kawasan gambutnya sehingga kita bisa mempunyai akses untuk menurunkan emisi dengan cara menahan karbon supaya tidak lepas," jelasnya.

"Kalau kita tidak kelola gambut ini dengan baik, bayangkan 14 persen dari 550 Gigaton karbon akan terlepas, karena 14 persen itu ada di Indonesia," tambah Teguh.

Jika lahan gambut tidak dirawat dengan baik, menurut Teguh, akan menyebabkan pemanasan global hingga berpotensi terjadinya kebakaran yang tinggi.

BRGM bertugas memfasilitasi percepatan pelaksanaan restorasi gambut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada areal restorasi gambut serta melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove di provinsi target.

"BRGM mendapat mandat dari pak Presiden untuk menyelesaikan dan mengelola 1,2 juta hektar lahan gambut di 7 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua," ujar Teguh.

Ia membeberkan, luas kerusakan lahan gambut di Pulau Sumatera dengan kategori rusak berat 574,762 hektar, sedangkan rusak sangat berat seluas 16,124 hektar.

"Sementara rusak ringan 6,917,767 hektar, dan rusak sedang 1,617,199 hektar. Ini akan menjadi rusak berat jika tidak kita rawat dan kelola dengan baik," pungkas Teguh.

 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :