https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Legislator ini Ingatkan Pemerintah Tak Main-main Soal Minyakita

Legislator ini Ingatkan Pemerintah Tak Main-main Soal Minyakita

Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Aimah Nurul Anam. Foto: Eki/Man


Jakarta, elaeis.co – Kelangkaan dan kenaikan harga Minyakita di tengah masyarakat disesalkan banyak pihak. Padahal produk dengan merek dagang milik Kemendag itu sejak awal diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah serta mengatasi kelangkaan dan gejolak harga minyak goreng.

Saat ini harga Minyakita yang beredar di beberapa daerah sudah tembus hingga menyentuh Rp16.500 per liter. Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Aimah Nurul Anam, menyesalkan kondisi tersebut.

“Belum genap setahun sejak diluncurkan, Minyakita langka, harganya juga naik. Sejak awal saya sebenarnya sudah menduga bahwa produk ini tidak bisa menjadi solusi permanen soal pengendalian harga minyak goreng bila tidak ada pengawasan ketat,” katanya dalam keterangan resminya.

Menurutnya, pasti ada penyebab kelangkaan tersebut. "Seandainya pengusaha mematuhi ketentuan domestic market obligation (DMO), maka kelangkaan dan kenaikan harga saat ini bisa ditekan," tukasnya.

“Seharusnya ini bisa dihindari jika pengusaha mematuhi kewajiban untuk menyediakan DMO. Publik jadinya mempertanyakan bentuk pengawasan terhadap kewajiban pengusaha CPO tersebut. Apakah betul para pengusaha sudah patuh menjalankan, apakah Kemendag benar-benar melakukan pengawasan dengan optimal?” tambahnya.

Menurutnya, publik makin bertanya-tanya ketika kemudian ada temuan dugaan penumpukan stok di beberapa gudang distributor padahal di banyak tempat Minyakita sedang langka.

“Kalau semua mekanisme dijalankan, ada kontrol dan sebagainya, seharusnya tidak ada masalah. Berarti ini ada sesuatu yang belum jalan sehingga langka lagi,” tandasnya.

Anam menegaskan kembali, kenaikan dan kelangkaan harga minyak goreng akan sangat berpengaruh pada bahan pangan yang diproduksi oleh produsen makanan dan rumah tangga. Hal ini bisa menyulitkan UMKM dan usaha rumahan yang sangat bergantung pada ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau.

“Inflasi berpotensi terkerek naik, apalagi pada Maret-April kita memasuki bulan puasa dan lebaran. Kita harus ambil pelajaran dari tahun lalu, di mana indikasi awal lonjakan minyak goreng waktu itu membuat inflasi April 2022 mencapai 0,95% secara bulanan dan merupakan yang tertinggi sejak 2017 pada periode puasa-lebaran. Maka pemerintah jangan lengah. Ini kan ada indikasi masalah di Minyakita, maka harus segera diatasi,” pungkasnya.
 

Komentar Via Facebook :