https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Lidi Sawit Gerakkan Ekonomi di Saat Sulit

Lidi Sawit Gerakkan Ekonomi di Saat Sulit

Salah satu gudang lidi sawit di Pasaman Barat. [Romi/Padangkita.com]


Jakarta, Elaeis.co - Sama seperti daerah lain, pandemi juga menyebabkan perekonomian banyak warga di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) merosot. Demi memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat terus berupaya dan mencoba berbagai usaha untuk bisa mendapatkan uang. Salah satu yang dilakukan warga di Pasbar untuk mencari duit yakni mengumpulkan lidi sawit.

Ajo Syafrizal, seorang pengepul lidi sawit di Pasbar mengatakan, selama ini lidi sawit dibiarkan terbuang begitu saja. Lalu dia mengajak warga mengumpulkan lidi dan menyatakan siap membelinya.

“Lidi sawit sangat bernilai karena bisa diekspor. Saya rasa ini peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 untuk untuk membantu ekonomi keluarganya,” katanya, seperti dikutip Padangkita.com, kemarin.

Sudah hampir empat bulan terakhir Ajo menjadi pengepul lidi sawit. “Lidi sawit kering saya beli dari warga Rp 2.000 sampai Rp 2.500/kg. Syaratnya harus kering, tidak melepuh, dan ukuran 70 sampai 85 cm,” jelasnya.

Menurutnya, saat ini permintaan lidi cukup tinggi, mencapai 35 ton per minggu untuk diekspor ke India. “Kalau sudah terkumpul enam ton, langsung dibawa ke Pekanbaru untuk dikumpulkan sebelum di ekspor,” ungkapnya.

Salah seorang peraut lidi di Jorong Kapa Timur, Kecamatan Luhak Nan Duo, Novia Ningsih, mengaku baru dua minggu ini ikut meraut lidi untuk tambahan penghasilan. Dia bekerja di tempat Ajo bersama dengan 24 warga lainnya. Dalam sehari mereka bisa meraut lidi 10 kg hingga 15 kg. Masing-masing bisa mengumpulkan hingga Rp 37.500 dengan kerja sambilan. “Lumayanlah untuk menambah penghasilan,” ucapnya.

“Lidi ternyata bisa jadi sumber penghasilan keluarga, lahannya juga sangat luas,” tambahnya.

Menurut Kepala Dinas Perkebunan Pasaman Barat, Edrizal, luas kebun sawit di kabupaten itu mencapai 180.000 hektar, 120.000 hektar diantaranya adalah milik masyarakat. Jika satu hektar lahan bisa ditanam sekitar 125 batang kelapa sawit, maka di lahan milik masyarakat tumbuh 15 juta batang sawit.

“Satu hektar sawit memiliki 5.314 pelepah, satu pelepah menghasilkan 2 kg lidi, maka satu hektar bisa menghasilkan 10.628 kg lidi sawit. Kalau dikalikan dengan luas kebun sawit masyarakat, maka potensi lidinya luar biasa,” bebernya.

Menurutnya, lidi bisa diambil ketika umur sawit 5 sampai 25 tahun. “Bukan cuma jadi sapu, lidi juga bisa dibuat anyaman tempat makanan dan souvenir lain pengganti rotan. Pengerjaannya pun tidak terlalu sulit. Jika melihat potensinya, maka masyarakat bisa menambah penghasilan dari lidi hingga Rp100 ribu per hari,” tukasnya.

Komentar Via Facebook :