Berita / Serba-Serbi /
Mahasiswa Program Studi Kimia Universitas Jambi Ciptakan Nano-Biobriket dari Limbah Kelapa Sawit
Jambi, elaeis.co - Mahasiswa Program Studi Kimia Universitas Jambi, Vinanta Yulianti, Septia Wulandari, Raden Muhammad Khairul Umam Gibran, dan Zaifudiin Zuhro Tholallah, di bawah bimbingan Restina Bemis, S.Si., M.Si., berhasil menciptakan nano-biobriket dari limbah kelapa sawit.
Inovasi ini membuat mereka menjadi salah satu tim yang lolos mendapatkan pendanaan riset sawit tingkat nasional dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada Pekan Riset Sawit Indonesia tingkat mahasiswa Tahun 2023-2024.
Vinanta Yulianti, selaku ketua tim, menyatakan bahwa luasnya lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi memotivasi mereka untuk menciptakan material yang dapat mengatasi permasalahan limbah dari perkebunan dan proses pengolahan kelapa sawit.
“Kami mengembangkan nano-biobriket sebagai solusi untuk masalah tersebut,” ujarnya.dikutip dari unja.ac.id pada (19/10/2024).
Kenaikan konsumsi energi dalam negeri yang mencapai 10% setiap tahun menjadi tantangan tersendiri. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa cadangan minyak Indonesia hanya sebesar 3,95 miliar barel, dengan prediksi bahwa minyak bumi akan habis dalam waktu 10 tahun ke depan. Dalam konteks ini, biobriket dianggap sebagai alternatif untuk mengantisipasi krisis energi, karena dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Nano-biobriket yang dihasilkan terbuat dari limbah padat kelapa sawit, seperti pelebah, serat, cangkang, dan tandan buah kosong, sebagai sumber arang, serta limbah cair, Palm Oil Mill Effluent (POME), sebagai perekat. Produk ini memenuhi standar SNI 01/6235/2000 dengan kualitas yang baik, mencatat kadar air 7,32%, kadar abu 2,20%, nilai kalor 7.769 Kcal/Kg, dan laju pembakaran 0,087 gram/menit.
“Saya merasa bangga atas prestasi luar biasa yang diraih oleh Tim Riset Sawit ini. Hasil ini menunjukkan bahwa inovasi nano-biobriket limbah kelapa sawit memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan pengganti energi fosil,” kata Restina Bemis.
Kegiatan ini juga memberikan pengalaman berharga bagi Tim Riset Sawit 2023-2024. Rangkaian kegiatan mencakup workshop dan pembekalan lomba riset sawit di Pekanbaru pada Februari 2024, monitoring dan evaluasi di Jakarta pada Juni 2024, serta kesempatan untuk mengikuti Pekan Riset Sawit Indonesia sekaligus penutupan lomba riset di Bali pada Oktober 2024.
Komentar Via Facebook :