Berita / Serba-Serbi /
Malam Batik Sawit Menuju Top 45 KIPP 2023
Jakarta, elaeis.co - Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 telah memasuki tahap presentasi dan wawancara. Tahap penilaian presentasi dan wawancara di hadapan Tim Panel Independen (TPI) bertujuan untuk memberikan informasi secara langsung kepada para juri dan juga masyarakat mengenai inovasi yang telah diterapkan, serta manfaat dan dampaknya kepada publik melalui proposal inovasi yang sebelumnya telah disampaikan.
Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berhasil meraih TOP 99 dan memasuki tahapan presentasi dan wawancara KIPP tahun 2023 adalah Malam Batik Sawit. Tahap presentasi dan wawancara akan memilih 45 inovasi sebagai Top Terpuji (Top 45).
Pada sesi presentasi dan wawancara KIPP, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menjelaskan, batik merupakan warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi yang telah ditetapkan oleh Unesco yang perlu dijaga kelestariannya. Salah satu komponen utama dalam industri batik adalah malam atau sejenis lilin. Malam yang selama ini digunakan, bahan baku utamanya adalah parafin yang berasal dari minyak bumi.
Handoko menekankan pentingnya penggantian parafin berbasis minyak bumi dengan bahan yang bersumber dari produk terbarukan. "Hal ini mengingat keberlangsungan produksi batik membutuhkan penyediaan sumber daya yang lestari dan sebisa mungkin terbarukan dan lokal," jelasnya.
Menurutnya, salah satu potensi yang dapat menjadi sumber bahan pengganti parafin minyak bumi adalah minyak sawit. Minyak sawit memiliki fraksi padat stearin yang saat ini umumnya dipisahkan dalam industri refinery fraksinasi, yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk pengganti parafin. "Namun, lemak padat sawit tersebut masih memerlukan berbagai tahapan proses modifikasi struktur molekulnya untuk dapat kompatibel dengan komponen-komponen penyusun formula malam batik lainnya sehingga diperoleh karakteristik formula yang tepat," paparnya.
Dengan diterimanya produk tersebut oleh pasar, sasaran ke depan adalah penciptaan konsumen baru bagi pemanfaatan fraksi padat minyak sawit pada sektor yang belum tersentuh, yaitu perajin batik menggunakan malam dari minyak sawit. Inovasi ini juga diharapkan membuka peluang penciptaan wirausaha baru dan lapangan kerja di bidang industri pembuatan malam batik pada skala pabrikasi.
Harapan lain terkait malam batik sawit yaitu makin dikenalnya produk malam batik berbasis sawit dengan harga yang lebih murah dibanding produk ekspor, dengan berbagai keunggulan dalam pembatikan. "Keunggulan yang dimaksud antara lain berdaya tembus baik, lentur, ngawat, lancar pada aliran canting, mudah dilorot, dapat diaplikasikan pada beberapa metode pembatikan tulis dan cap, dan dapat diaplikasikan untuk pembatikan malam dingin," ujar Handoko.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari menambahkan, malam batik sawit menghubungkan dua kekayaan Indonesia. Yaitu batik sebagai kekayaan warisan budaya bangsa yang harus dirawat, dan sawit sebagai sumber daya ekonomi pertanian/perkebunan terbesar Indonesia yang harus dikembangkan dalam perluasaan penggunaan ke sektor-sektor baru dan peningkatan nilai tambah.
Puji mengatakan, strategi keberlanjutan ke depannya adalah implementasi yang dilakukan dengan menjalin kerja sama produksi Bio Parafin Substitute sebagai pengganti paraffin/micro wax yang diperlukan dalam formulasi malam batik sawit dengan industri yang memiliki kapasitas cukup. Pendampingan juga perlu dilakukan untuk adaptasi formulasi-produksi malam batik pada perajin malam, pembentukan kawasan/kampung batik sawit, serta branding dan pembentukan pasar untuk meningkatkan penyebaran penggunaan turunan sawit tersebut pada industri kreatif batik.
Puji berharap inovasi malam batik sawit dari BRIN dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian batik Indonesia melalui penyediaan malam batik dari sumber daya yang lestari, terbarukan dan lokal Indonesia.
"Keberlanjutan usaha perajin batik tidak hanya ditentukan oleh kemampuan menyediakan bahan dan sarana produksi yang terjangkau, akan tetapi juga harus dapat berkelanjutan. Pemanfaatan malam sawit dapat menjamin keberlanjutan tersebut karena bahan baku fraksi minyak sawit berasal dari sumber daya terbarukan yang tersedia melimpah," tukasnya.
Dia menegaskan bahwa ketersediaan bahan malam di masa depan harus diantisipasi akibat berkurangnya penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar fosil sebagai akibat beralihnya sumber energi yang lain sehingga berdampak terhadap ketersediaan parafin. "Secara umum pemanfaatan malam batik sawit lebih ramah lingkungan, ekonomis, dan menghemat devisa negara," ungkapnya.
Finalis Top Inovasi berjumlah 114 terdiri dari Top 99 Inovasi kelompok umum dan Top 15 Inovasi dari kelompok khusus. Inovasi-inovasi tersebut dinilai memenuhi kriteria inovasi pelayanan publik, yaitu memiliki unsur kebaruan, efektif, bermanfaat, potensial dan/atau sudah direplikasi, dan memiliki dukungan keberlanjutan.
Komentar Via Facebook :