https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Malaysia Pesta, Indonesia Justru Terancam Kehilangan Devisa

Malaysia Pesta, Indonesia Justru Terancam Kehilangan Devisa

Fungsional Analis PSP Madya Disbun Sumsel, Rudi Arpian. Foto: Ist.


Palembang, elaeis.co - Kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya dinilai justru lebih menguntungkan Malaysia. Sebab saat ini pasar minyak sawit global dipasok oleh Malaysia.

"Indonesia sendiri malah terancam kehilangan devisa negara," kata Fungsional Analis PSP Madya Disbun Sumsel, Rudi Arpian saat berbincang dengan elaeis.co, Rabu (11/5).

Dia mengatakan, perkebunan kelapa sawit merupakan penyumbang devisa negara yang cukup besar. "Larangan itu menyebabkan harga CPO dalam negeri turun hingga melemahkan harga TBS produksi petani," katanya.

Dia khawatir, jika larangan ekspor berlanjut, tidak tertutup kemungkinan hasil produksi petani justru tidak laku karena perusahaan kebanjiran CPO dan tidak memiliki pasar.

"Karena produksi CPO hanya terbatas untuk pasar dalam negeri, banyak PKS yang sekarang tidak membeli TBS dari petani swadaya karena mereka tidak mampu untuk menjual CPO tadi. Sementara dalam negeri tidak mampu menyerap seluruh produksi CPO dari PKS yang ada," paparnya 

Untuk itu, menurutnya, pemerintah pusat harus memberikan jangka waktu bagi PKS untuk segera membanjiri minyak goreng dalam negeri dengan harga Rp14.000/liter. Atau kembali menaikkan pungutan ekspor dari 20% menjadi 25% sehingga harga CPO naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 10.000/kg.

"Mungkin cara ini dapat mengurai benang kusut masalah CPO dan harga TBS produksi perkebunan kelapa sawit dalam negeri," tandasnya.

 

Komentar Via Facebook :