https://www.elaeis.co

Berita / Sulawesi /

Manfaat Pembiayaan dan Asuransi Disosialisasikan kepada Petani Sawit Sultra

Manfaat Pembiayaan dan Asuransi Disosialisasikan kepada Petani Sawit Sultra

Tumbang chipping, salah satu tahapan dalam PSR. foto: BPDPKS


Kendari, elaeis.co – Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengelar simposium bertajuk “Program Pembiayaan dan Asuransi Dalam Mendukung Terwujudnya Ekosistem Usaha Kelapa Sawit Rakyat di Sulawesi Tenggara (Sultra)”. Kegiatan ini berlangsung di Kendari, 21 – 22 September 2023.

Kegiatan ini dihadiri 246 peserta yang berasal dari berbagi asosiasi petani, kelompok tani, dan instansi yang mengurus perkebunan, Penyuluh Dinas Pertanian dan Hoktikuktura Sultra, PTPN, dan perusahaan mitra petani plasma.

Ketua Umum GPPI, Hj Delima Hasri Azahari, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai program pembiayaan yang telah disediakan oleh pemerintah untuk mendukung perkebunan kelapa sawit rakyat.

“Kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi tentang beragam program pembiayaan yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit rakyat dan juga asuransi yang dapat melindungi tanaman mereka,” jelasnya dalam keterangannya, kemarin.

Menurutnya, potensi kelapa sawit di Provinsi Sultra terus berkembang, banyak petani rakyat yang melakukan konversi dari tanaman mete dan coklat ke perkebunan kelapa sawit. "Ini salah satunya berkat banyaknya dukungan dari pemerintah terhadap sawit," tukasnya.

Dia juga menekankan bahwa pemerintah melalui BPDPKS telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung petani kelapa sawit di Sultra. “Diantaranya program peremajaan sawit rakyat (PSR), program pendidikan dan peningkatan SDM, beasiswa untuk anak petani, serta program promosi dan pengembangan sarana dan prasarana, serta sertifikasi ISPO bagi pekebun," tukasnya.

Dia menambahkan, meski program PSR mendapat bantuan dana dari BPDPKS, namun dalam pelaksanaannya masih memerlukan sumber dana pendamping atau pembiayaan perbankkan sampai umur tanaman menghasilkan (3 tahun).

“Sementara asuransi diperlukan sebagai proteksi, baik pekebun sendiri bila terjadi kecelakaan kerja, sakit, kematian, dan bagi tanaman sawit misalnya bila terjadi drop hasil panen akibat kekeringan, kebakaran kebun, harga jual TBS jatuh, dan sebagainya,” tambahnya.

Perlu diketahui, PDB sektor pertanian mencapai lebih dari 30 persen dari total PDB Provinsi Sultra. Komoditas perkebunan yang menjadi unggulan sektor pertanian yakni Kelapa Sawit, Kakao, Kopi, Cengkeh, Kelapa, Jambu Mete, Lada dan Pala.

Luas tutupan perkebunan kelapa sawit di Sultra mencapai 55.786 Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat 6.084 Ha (10,90%), PTPN 5.875 Ha (10,5%), Perkebunan Besar Swasta 43.827 Ha (78,56%).
 

Komentar Via Facebook :