https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Masyarakat Diminta Jangan Jadi Petani Sawit Karena Ikut Tren

Masyarakat Diminta Jangan Jadi Petani Sawit Karena Ikut Tren

Jumlah tenaga kerja di sektor perkebunan kelapa sawit terus meningkat setiap tshun. foto: MC Mukomuko


Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu mencatat jumlah tenaga kerja langsung dan tidak langsung di sektor perkebunan kelapa sawit pada tahun 2022 lalu mencapai 124.056 orang.

"Jumlah tersebut meningkat 5.663 orang dibandingkan tahun 2021 silam. Ini menunjukkan saat ini semakin banyak masyarakat Bengkulu yang berprofesi sebagai petani kelapa sawit," kata Ricky, kemarin.

Menurut Ricky, sektor kelapa sawit banyak dilirik masyarakat karena terbukti lebih menghasilkan. "Apalagi saat ini harga kelapa sawit telah mencapai Rp 2.300 per kilogram sehingga membuat banyak orang tertarik menjadi petani kelapa sawit," katanya.

Meski begitu, dia meminta masyarakat jangan 
memilih menjadi petani sawit sekedar ikut-ikutan tren. Sebab jika hanya berkebun pada saat harga kelapa sawit sedang tinggi, maka berisiko menurunkan semangat ketika harga sawit sewaktu-waktu anjlok.

"Berkebun sawit itu harus serius. Kalau harga rendah, ya jangan berhenti berkebun, tetap rawat sawitnya dengan baik. Karena harga komoditas ini memang sering berfluktuasi, tergantung permintaan pasar global," tuturnya.

"Sebenarnya jadi petani kelapa sawit itu keren, apalagi kalau punya kebun di atas 5 hektare. Karena dengan menjadi petani kelapa sawit, maka kehidupannya pasti terjamin," tambahnya.
 

Komentar Via Facebook :