Berita / Sumatera /
Menderitanya Petani di Tengah Harga Pupuk Masih Tinggi
INHU, Elaeis.co - Tren harga kelapa sawit sangat positif di Provinsi Riau. Namun, bahagia petani sawit swadaya sedikit menurun akibat harga pupuk naik.
"Sejak dua bulan terakhir harga pupuk naik. Seperti harga pupuk merk Urea, KCl, TSP, ZA, dan NPK. Contohnya saja seperti, pupuk KCL. Sebelumnya, Rp275 ribu naik menjadi Rp490 ribu," kata Anif, pemilik toko pertanian di Pematang Reba, Kabupaten Inhu kepada Elaeis.co, Senin (6/9).
Kata Anif, petani sangat mengeluh kenaikan harga pupuk tersebut. Dia pun mengaku sempat bingung menjelaskannya kepada para petani.
"Ya, mereka sering tanya kapan turunnya harga. Saya sempat bingung menjelaskannya. Soalnya bukan kita (pedagang) yang membikin harga ini naik. Tapi kan dari pusatnya (pabrik) menaikkan harga ini. Tentu kita ikut juga," kata dia.
Salah seorang distributor pupuk PT Sinergi Agro Naga Abadi, Jamil mengatakan kenaikan harga pupuk dua bulan terakhir lantaran Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.
"Alasan kenaikan harga ini saya dapat informasi dari pimpinan. Jadi karna pandemi Covid-19, pupuk masuk ke daerah terbatas," kata dia.
Pupuk yang masuk terbatas itu adalah NPK dan KCL. Semua pupuk ini impor dari Rusia, Kanada, dan Jerman. Rusia sendiri, berdasarkan informasi yang didapat Jamil, diduga bermasalah masuk ke Indonesia karena kena denda.
"Jadi, karena yang saya sampai itulah maka permintaan dalam negeri pengaruh," kata dia
Sebagai distributor yabg mencakup di tiga kabupaten (Inhu, Pelalawan dan Inhil). Jamil mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang alami petani saat ini.
"Terutama petani holtikultura, kan kasian dengan kondisi harga pupuk yang tinggi saat ini. Tapi yang membikin saya lebih heran lagi, pemerintah seakan diam saja dengan apa yang dirasakan petani saat ini. Seyogyanya, pemerintah harus cepat mengambil sikap. Paling tidak menggelar pertemuan dulu lah dengan perusahaan pupuk," ujarnya.
Komentar Via Facebook :