Berita / Internasional /
Mengusung Biodiesel Dunia dari Yogya
banner Konfrensi Biodiesel Sawit ke-3. foto: ist
Yogyakarta, elaeis.co - Walau cuma sehari, Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta itu bakal menorehkan sejarah kalau di sana, pernah dibedah tiga poin penting tentang biodiesel;
Kebijakan dan Status Mandat Biodiesel, Peluang dan Tantangan dalam Pencampuran Biodiesel yang Lebih Tinggi dan Kerjasama Global, serta Pengembangan Produk Hilir.
Adalah Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) yang bakal menggelar helat bertajuk "Konferensi Biodiesel Sawit (KBS) ke-3" itu, dua hari lagi.
Aprobi tak sendirian, Dewan Negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) digandeng, termasuk Asosiasi Biodiesel Malaysia, Asosiasi Produsen Biodiesel Thailand dan Organisasi Perkembangan untuk Indonesia-Malaysia-Thailand.
Acara yang bakal dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto dan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Datuk Zuraida Kamaruddin itu, juga bakal dijejali diskusi panel; “kerjasama masa depan dalam industri biodiesel”.
Sederet pakar industri terkemuka; Wakil Ketua Aprobi, Paulus Tjakrawan, Presiden Asosiasi Biodiesel Malaysia, Mr. U.R. Unnithan, Ketua Asosiasi Produsen Biodiesel Thailand, Mr. Sanin Triyanond, Direktur Eksekutif CPOPC, Tan Sri Datuk Yusof Basiron, Kepala dari Asia Tenggara LMC Internasional, Dr. Julian McGill, Presiden IP Specialties Asia PTE LTD, Mr. Norman Ellard, dan Ketua Asosiasi Produsen Oleo-kimia Indonesia (APOLIN), Rapolo Hutabarat, bakal ambil bagian di acara itu.
Panitia KBS yang juga Deputi Direktur Eksekutif CPOPC, Dupito Simamora mengatakan, KBS ke-3 itu bakal berjalan paralel dengan Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Transisi Energi G20. "Acara ini boleh dibilang bagian dari Road to G20 dalam kapasitas Indonesia sebagai Presiden G20," katanya kepada elaeis.co, jelang siang tadi.
Bagi Dupito, pengembangan industri biodiesel berbasis kelapa sawit menjadi peluang yang sangat penting. Sebab Biodiesel berbahan sawit adalah bagian dari transisi energi yang turut berkontribusi terhadap dekarbonisasi sektor transportasi.
"Kunci masa depan sektor biodiesel dan biofuel terletak di pemahaman yang lebih baik tentang sektor ini. Lantaran itulah dukungan dan aksi kolaboratif oleh negara-negara produsen minyak sawit, asosiasi dan pemangku kepentingan, menjadi teramat penting," ujarnya.
Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Edi Wibowo menyebut, KBS di Yogyakarta nanti adalah bagian dari upaya memastikan keberlanjutan program B30 dengan segala dinamikanya.
"Alhamdulillah program ini telah berjalan sekitar dua tahun tanpa kendala yang siginifikan," katanya kepada elaeis.co, jelang siang ini.
Meski terkesan sangat serius, acara ini ternyata juga menghadirkan memen yang membikin relax; pameran virtual atau virtual exhibition yang melibatkan pelaku usaha dan pemangku kepentingan produk hilir kelapa sawit.
Di sana mereka yang akan menawarkan produk dan inovasi terbaru, juga kesempatan berinvestasi dan kerjasama.
Elaeis.co adalah media partner Konfrensi Biodiesel Sawit ke-3 itu.







Komentar Via Facebook :