Berita / Nusantara /
Menjemput Masa Depan di Bawean
Semarang, elaeis.co - Sudah hampir sepekan Donatus Mahuze dan 36 orang rekannya belajar soal seluk beluk kelapa sawit di Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) di kawasan Bawean Semarang Jawa Tengah.
Jauh terbang dari Kabupaten Merauke Provinsi Papua,
Donatus terkaget-kaget dengan apa yang mereka dapatkan selama lima hari di SEAT.
"Ini hari ke lima kami di SEAT. Kami di latih soal agronomi. Kami dikenalkan soal pembibitan hingga perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1 hingga tanaman yang sudah menghasilkan. Kami juga diajari hitung-hitungan dosis pupuk dan racun," cerita lelaki 35 tahun ini kepada elaeis.co melalu sambungan telepon Kamis malam.
"Kami bersyukur lantaran manfaatnya sangat banyak, Pak. Dan ini kali pertama kami mendapat ilmu seperti ini. Kami bisa tahu soal pupuk dan pembiayaannya," Donatus menambahkan.
Donatus kemudian cerita kalau program pelatihan perkebunan kelapa sawit ini sudah digagas tahun lalu. "Saya melihat ada keterbatasan petani sawit di Kabupaten Merauke. Selain tidak dilibatkan dalam proses pembangunan kelapa sawit, petani juga tidak punya ilmu apa-apa," cerita Donatus.
Menengok kenyataan semacam itulah kemudian, Donatus ingin suatu saat masyarakat yang punya kebun, musti punya ilmu. Selain akan bisa mengurusi kebun sendiri, bisa pula jadi karyawan di perusahaan sekitar.
Alhasil, akhir Desember 2018 Donatus mengajukan permohonan untuk mendapatkan pelatihan tentang kelapa sawit, ke Pemerintah Kabupaten Merauke.
Dapat lampu hijau, pengurus Koperasi Mandok Sejahtera ini langsung memberesi segala sesuatu yang berhubungan dengan pelatihan itu.
"Kami yang mendaftar 47 orang. Setelah diseleksi, yang lolos ke Yogya ada 35 orang. Meski sisanya tidak lolos, mereka tetap mengikuti pelatihan yang sama, tapi di Merauke. Nanti 14 Juni mereka melanjutkan pelatihan ke Sorong," terang Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indoensia (Apkasindo) Kabupaten Merauke ini.
Selama di SEAT kata Donatus, mereka dibimbing oleh sejumlah dosen Instiper Yogya, yang dikomandani oleh Nur Faliq.
Nanti beres dari SEAT, Donatus dan kawan-kawan masih harus masuk kampus selama 1,5 bulan. "Setelah itu kami akan diberangkatkan praktek lapangan ke Lubuk Linggau Sumatera Selatan," terangnya.
Donatus tak bisa lagi mengatakan apapun selain berterimakasih kepada tuhan dan pemerintah atas kesempatan yang sudah mereka dapatkan.
"Nanti setelah kembali ke Merauke, Apkasindo akan merekom teman-teman kepada perusahaan sekitar untuk diterima bekerja. Sebab mereka juga masih muda-muda. Masih antara umur 20-30 tahun," katanya.
Dan Donatus yakin, dengan ilmu yang dia dapat bersama rekannya, koperasi mereka yang lahannya seluas 5400-an hektar, akan bisa mereka kelola lebih maksimal lagi.
"Saat ini sawit yang sudah berproduksi ada sekitar 500 hektar. Dalam perawatan usia 2 tahun ada sekitar 1000 hektar," dia merinci.
Kepada rekan-rekannya para petani yang tergabung dalam Apaksindo di seluruh Indonesia, Donatus berpesan untuk terus semangat. "Ayo kita maju bersama, demi masa depan petani yang lebih makmur dan sawit yang semakin jaya," pintanya.
Komentar Via Facebook :