Berita / Bisnis /
Menko Airlangga: KUR Dukung Petani Sawit
Jakarta, elaeis.co - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) bertujuan untuk meningkatkan pelaku UMKM termasuk petani kelapa sawit.
Pemerintah terus mendorong peningkatan akses dan pengembangan UMKM melalui peningkatan ketentuan porsi kredit UMKM yang diatur dalam PBI Nomor 23/13/PBI/2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
Dalam pengembangan UMKM, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan seperti, mewajibkan bank menyalurkan kredit minimal sebesar 30% dari total kredit pada tahun 2024, meningkatkan besarnya kredit UMKM menjadi Rp10 miliar, restrukturisasi kredit UMKM yang terdampak Covid-19, serta relaksasi kebijakan dan penambahan plafon KUR.
Selain itu, pemerintah juga telah memperpanjang tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3% dari akhir Juni 2022 menjadi akhir Desember 2022.
"Dengan demikian, suku bunga KUR sampai dengan akhir Desember 2022 hanya sebesar 3%. Selain itu, Pemerintah juga menyediakan grace period selama 5 tahun. Dengan dukungan tersebut, pekebun-pekebun membayar cicilan setelah tanaman sawitnya menghasilkan,” ujar Menko Airlangga, dalam keterangannya belum lama ini.
Di tahun 2019, lanjut Airlangga, harga sawit sempat berada di kisaran Rp900,00/kg. Di tahun ini, harga sawit mencapai harga tertinggi selama ini yakni Rp3.600,00/kg.
"Hal ini sangat menguntungkan pekebun rakyat. Apalagi, untuk dana replanting sawit juga sudah dinaikkan menjadi Rp30 Juta per hektare dari yang sebelumnya Rp25 juta," ujar Ketua Dewan Pembina Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir menjelaskan, semua kebijakan itu untuk melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang berperan penting dalam percepatan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Pada tahun ini saja, pemerintah telah mengalokasikan anggaran PC-PEN sebesar Rp455,62 triliun.
“Penyaluran KUR ini terus menunjukkan peningkatan dimana realisasi KUR tahun 2021 meningkat 42% dibandingkan tahun 2020, sehingga mencapai Rp281,86 triliun (98,9% dari perubahan target tahun 2021 sebesar Rp285 triliun) dan diberikan kepada 7,4 juta debitur,” ujar Simorangkir.
Sementara, penyaluran KUR tahun ini hingga 28 Februari 2022 tercatat sebesar Rp55,06 triliun (14,75% dari target tahun 2022 Rp373,17 triliun) dan diberikan kepada 1,26 juta debitur.
"Sehingga, total outstanding KUR pada 28 Februari 2022 sebesar Rp412 triliun dengan NPL yang relatif rendah sebesar 0,98%. Porsi penyaluran KUR 2022 per sektor terbesar disalurkan di sektor perdagangan (44,8%) disusul sektor pertanian (30,5%) dan jasa (13,7%)," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :