Berita / Feature /
Menyasar Sawit Memperluas Dakwah
Pekanbaru, elaeis.co - Pertemuan di kawasan jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, Senin pekan lalu itu sontak membikin lelaki 37 tahun ini bersemangat.
Itulah makanya dalam tempo singkat dia sudah kelar mengumpulkan pengurus pondok pesantren (ponpes) di kabupaten terdekat untuk membikin tim bernama; Santri Sawit.
"Saya sebagai ketua, Sulaiman Basir (sekretaris), Wahyu Arisandi (kepala pelaksana) dan Muzakky mushoffa (koordinator)," Kepala ponpes Nurul Huda Al Islami Pekanbaru ini merinci.
Zonasi kata Tohir juga sudah dibikin. "Kampar- Kuansing-Pekanbaru menjadi satu zona yang dikoordinir oleh satu orang. Siak-Bengkalis-Dumai juga satu zona. Pelalawan-Inhu-Inhil juga. Nah, Rohil-Rohul satu zona, " Tohir merinci.
Inilah sebenarnya kelanjutan obrolan dia bersama Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), DR (c) Gulat Medali Emas Manurung dan Sekjen DPP Apkasindo, Rino Afrino di Arifin Ahmad itu.
"Pelalawan, Siak dan Kampar, sudah siap. Untuk tahap awal, Siak yang akan kita launching, mudah-mudahan Februari sudah jalan," cerita Tohir kepada elaeis.co di rumahnya di kawasan jalan Handayani Pekanbaru.
Ketua Himpunan Alumni Pesantren Provinsi Riau ini menyebut, santri masih baru akan menyentuh pembibitan kelapa sawit.
Ini juga dalam rangka ikut menggeber percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang digagas Presiden Jokowi.
Ke depan kata Tohor, 11 kabupaten kota --- di luar Kepulauan Meranti --- di Riau bakal dibidik untuk lokasi pembibitan itu.
Satu kabupaten 5 ponpes. Satu ponpes membibitkan sekitar 50 ribu kecambah. Kalau ditotal, bakal ada 55 ponpes menghasilkan sekitar 2,75 juta batang bibit kelapa sawit.
Hadirnya ponpes-ponpes penghasil bibit sawit ini kata Tohir tentu akan mampu menyerap alumnis Ponpes yang sampai saat ini jumlahnya lebih dari 5.500 orang.
"Mereka tidak akan gamang dengan usaha semacam ini lantaran sekitar 70 persen alumni ponpes adalah anak-anak petani kelapa sawit eks plasma yang bertebaran di kabupaten kota di Riau," ujarnya.
Bagi Tohir, gagasan santripreneur berbasis sawit yang dilontarkan oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin Bagi Tohir, sudah sangat cocok diterapkan di Riau.
"Saya bilang begitu lantaran alasan tadi. Pertama, mayoritas santri itu anak petani sawit, terus sawit juga sudah sejak lama terbukti mampu menopang ekonomi bangsa meski sedang di masa pandemi," katanya.
Jadi kata Tohir, kalau santripreneur ini digeber, gerakan dakwah kelak akan lebih luas. Sebab secara ekonomi, santri-santri sudah akan lebih mapan. "Santri sawit tetap dan malah akan lebih lugas berdakwah," ujarnya.
Tinggal lagi sekarang, gimana caranya supaya para santri ini segera diberi pendampingan, pelatihan dan kemudian menyambungkan dengan stakeholder sawit.
"Kalau itu sudah ada, santripreneur enggak akan hanya menyentuh pembibitan, tapi akan lebih jauh lagi. Santri itu multitalent, tinggal lagi akan dibawa kemana mereka," katanya.
Komentar Via Facebook :