Berita / Serba-Serbi /
Menyentil Uni Eropa Dari Riau
Pekanbaru, elaeis.co - Lelaki 65 tahun ini nampak geram saat bicara soal diskriminasi kelapa sawit yang selama ini dilakukan oleh oknum-oknum di Uni Eropa.
"Enggak habis pikir saya menengok Uni Eropa ini. Jutaan hektar hutan dan lahan mereka terbakar, enggak heboh. Giliran hutan dan lahan kita terbakar, mereka hebohnya bukan main. Padahal yang terbakar hanya puluhan ribu hektar," rutuk Gubernur Riau, Syamsuar, saat didapuk memberikan sambutan pada pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPW-Apkasindo) Riau, di Pekanbaru, Selasa (3/12).
Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung yang melantik gerbong yang dikomandani oleh Santha Buana Kacaribu itu. Santha dibantu oleh sekitar 60 orang pengurus untuk menjalankan roda organisasi hingga lima tahun mendatang.
Tapi kadang kata mantan Bupati Siak itu, yang membikin heboh soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tadi justru orang Riau sendiri. "Janganlah kampung sendiri dijelekkan. Kalau sudah dijelekkan, yang rugi kita juga. Ini menyangkut ekonomi kita lho, Masak kita sendiri yang meributi," katanya.
Gara-gara diheboi tadilah kemudian Syamsuar berharap Apkasindo Riau khususnya, ambil bagian membantu Pemerintah Provinsi Riau siaga karhutla. "Saya tahu para petani Apkasindo ini adalah petani tangguh yang tak mau membakar lahan untuk membikin kebun. Mari kita bergandeng tangan untuk memerangi karhutla itu," pintanya.
Pemprov Riau sendiri kata Syamsuar sudah berusaha menyiapkan alat pertanian yang bisa dipakai oleh petani untuk mengolah lahannya tanpa membakar. "Untuk tahap awal kita akan siapakn untuk 75 kecamatan," katanya.
Untuk pengadaan alat pertanian yang sekaligus bisa dipakai untuk melokalisir lahan apabila terjadi karhutla itu, Pemprov Riau berusaha menggandeng Kementerian Pertanian dan perusahaan yang ada di Riau. "Alhamdulillah Menteri Pertanian kita sangat care. Beliau meniti karir dari bawah, inilah yang membikin beliau sangat paham dengan kondisi petani," ujar Syamsuar.
Sebenarnya, sebelum Syamsuar menyampaikan permintaannya tadi, Apkasindo Riau dan DPP Apkasindo sudah menggagas yang namanya Apkasindo Tanggap Api (ATA).
Ketua DPW Apkasindo Riau, Santha Buana, mengatakan kalau pihaknya sudah menggandeng Polda Riau dan Korem 031 Wirabima soal penanganan karhutla tadi.
"Kami sudah siapkan strategi untuk menghadapi kemungkinan karhutla tahun depan. Kabarnya di tahun depan kemarau sangat panjang. Untuklah kita siaga dari sekarang. Posko-posko tanggap api akan kami bikin di masing-masing kabupaten yang rawan. Posko itu ada hingga di Dewan Pimpinan Unit (DPU) di kecamatan. Nanti DPD akan berkolaborasi dengan Polres dan Kodim. Nah di kecamatan tentu dengan Polsek dan Koramil," terangnya.
Dan DPP Apkasindo sendiri malah sudah memerintahkan 22 DPW dan 117 DPD untuk tanggap api tadi. "Kami sangat berkomitmen soal ini dan kami akan berusaha untuk zero api di lahan-lahan petani kami," kata Gulat.
Upaya yang dilakukan oleh Apkasindo ini sebenarnya bukan tak beralasan. Sebab selama ini, saat karhutla terjadi, petani kelapa sawit sering menjadi tertuduh sebagai pelaku pembakaran lahan. Syamsuar sendiri tak menampik itu.
Komentar Via Facebook :