Berita / Feature /
Merebut Hati 'Penulis Malam'
Jakarta, elaeis.co- Sebetulnya tak ada lagi halangan bagi para pebatik untuk mengganti Parafin dengan Palm Stearin saat membikin malam (bahan pembuat motif batik).
Sebab secara syarat, Palm Stearin yang diadon menjadi malam, tak ada yang kurang, malah hasilnya lebih bagus.
Contoh; saat ditulis pada motif batik di kain, malam tidak merembes kain. Malam ini ditulis ulet, artinya malam yang sudah menempel pada kain tidak rusak saat kain ditekuk-tekuk. Terus, waktu kain yang sudah ditulisi malam direndam pada air panas, malam gampang lepas tapi warna bekas malam nampak kinclong.
Baca juga: Pendatang Baru 'Penulis Malam'
Hasil semacam ini didapat dari percobaan panjang yang sudah dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terhadap lebih dari 200 orang perwakilan kelompok pebatik di Pulau Jawa.
Tapi itu tadilah, tak mudah merubah kebiasaan para pebatik untuk berpindah resep malam berbahan Palm Stearin (fraksi lebih solid dari fraksinasi minyak sawit setelah kristalisasi pada suhu terkontrol).
Sebab sudah lebih dari 100 tahun mereka terbiasa dengan resep berbahan Parafin (benda padat bertekstur lunak dari minyak bumi atau batu bara minyak serpih).
"Batik itu sudah ada sejak 1000 tahun lalu. Jadi barang dagangan sejak sekitar 500 tahun lebih. Nah, Parafin baru ditemukan sekitar tahun 1800-an. Dipakai untuk batik baru tahun 1900-an dan dapat memproduksi batik yang baik setahun kemudian," cerita Indra Budi Susetyo, Perekayasa di BPPT seperti dilansir Gatra.com, hari ini.
Sebelum ada Parafin kata lelaki 65 tahun ini, orang-orang sempat memakai malam berbahan Kendal (lemak binatang).
"Jadi ada masanya orang sama sekali enggak pernah memakai Parafin. Ini artinya, Parafin ini juga pernah menjadi 'barang baru', sama seperti Palm Stearin yang kemudian sekarang menjadi barang baru. Setiap barang baru tentu butuh waktu untuk membiasakan, termasuk juga membuat adonan yang paling pas untuk menjadi malam," ayah 4 anak ini mengurai.
Yang pasti kata Indra, banyak bahan yang bisa dipakai untuk membikin malam. Itu makanya para pebatik bisa berimprovisasi lantaran variabelnya yang banyak tadi.
Jadi apakah kelak Palm Stearin akan menjadi 100% pegganti parafin, itu tergantung formulator malam nya.
"Yang penting sekarang kita sudah punya bahan baku yang melimpah dan sangat berpotensi mengurangi pemakaian Parafin. Sebab Parafin ini minyak fosil yang stoknya kelak akan habis," ujarnya.
Dari sisi inilah barangkali peran yang langsung diambil oleh Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Sebab memasyarakatkan Parafin jenis baru ini adalah bagian dari semangat Indonesia untuk membuktikan bahwa Sawit adalah tanaman yang sangat baik.
Tak hanya bisa untuk makanan, obat dan energi, tapi juga bisa dipakai untuk lebih banyak hal lagi, termasuk untuk bahan baku malam tadi.
Dan BPDPKS sendiri tentu tidak bisa sendirian melakukan ini semua, sentuhan pemerintah daerah khususnya daerah penghasil sawit, sangat dibutuhkan.
Dengan memakai malam berbahan sawit, tidak hanya geliat ekonomi baru yang akan muncul, tapi kemurnian batik asli lokalnya juga akan semakin utuh, sebab semua yang ada di batik masing-masing, sudah berbahan lokal, tidak lagi impor seperti Parafin tadi.
Komentar Via Facebook :