https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Meski Bahan Baku Naik, Harga Pupuk Organik Tetap Bersahabat

Meski Bahan Baku Naik, Harga Pupuk Organik Tetap Bersahabat

Situasi gudang penumpukan pupuk organik siap diedarkan. (Dok. Elaeis)


INHU, Elaeis.co - Pupuk telah menjadi kebutuhan petani dalam merawat cocok tanam baik itu holtikultura maupun perkebunan kelapa sawit. Bahkan, beragam jenis penyuburan tanaman terus ditawarkan pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 

Pasca-naiknya harga pupuk kimia dibarengi kelangkaan akhir-akhir ini, pekebun nyaris tidak bisa putar otak memberikan kebutuhan kebun. Tetapi untung masih bisa disiasati dengan cara menggunakan pupuk organik. 

Salah satu yang cukup diminati petani di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau adalah pupuk organik Sarana Tani Usaha (STU). Jenis ini berbahan baku dari pupuk kandang, limbah pabrik sawit, kapur, dolomit dan mikroba. Komposisi terbanyak adalah kotoran ternak mencapai 70 persen, sedangkan 30 persennya mikroba seperti terasi, bongkol pisang, dan bunga-bungaan. 

Nicko, selaku pemilik pabrik CV Sarana Tani Utama di Desa Bukit Meranti, Kecamatan Seberida, mengatakan, situasi harga pupuk kimia yang melambung saat ini membikin pihaknya mendulang cuan. Walau, harga jual tidak pernah naik, masih diangka Rp120 ribu/karung berukuran 50 kilogram. 

"Alhamdulillah, yang biasanya permintaan banyak petani holtikultura, kini pemesanan lebih cendrung pekebun kelapa sawit. Keluhan mereka hanya satu terhadap pupuk kimia yaitu barangnya langka, ditambah lagi harga melambung dengan alasan bahan baku," kata dia kepada Elaeis.co, Kamis (28/10). 

Menurut Nicko, sebenarnya bahan baku dalam mengimplementasikan pupuk organik juga terjadi kenaikan harga seperti abu boiler, tetapi dirinya masih komitmen tidak menaikkan harga jual karena perusahaan itu dulunya dibuat lebih berpihak untuk membantu petani. 

Terlebih, pekebun sawit yang hanya memiliki kebun seluas 1 hektare atau warga bercocok tanam holtikultura juga tidak seberapa untuk biaya kebutuhan ekonomi sehari-hari. "Umpama harga pupuk dinaikkan, bagaiman nasib petani kecil, boro-boro beli pupuk, menopang kebutuhannya saja keteteran," ujarnya. 

"Pupuk yang kita produksi ini kualitasnya baik dan harganya murah. Tujuannya biar petani dapat untung, karena selama ini sebagian petani kadang untung kadang nggak, soalnya dulu saya pernah merasakannya," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :