https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Meski Ekspor Sawit Anjlok, Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut

Meski Ekspor Sawit Anjlok, Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Kemenko Perekonomian


Jakarta, elaeis.co - Larangan ekspor dan libur lebaran menyebabkan nilai ekspor sawit bulan Mei tahun ini mengalami penurunan sebesar 87,72% atau setara dengan US$ 2,03 miliar. Badan Pusat Statistik mencatat, nilai ekspor Mei hanya US$ 284 juta, jauh lebih rendah dari April 2022 sebesar US$ 2,99 miliar.

Namun kondisi tersebut diklaim tidak menyurutkan kinerja impresif pada berbagai indikator sektor eksternal Indonesia. Buktinya, tren surplus nilai neraca perdagangan terus berlanjut pada Mei 2022 dengan nilai mencapai US$ 2,89 miliar. Tren surplus ini bahkan telah dialami sejak Mei 2020 atau tepatnya selama 25 bulan secara berturut-turut.

“Kinerja neraca perdagangan yang kembali mencatatkan nilai surplus perlu disyukuri. Ini menjadi modal dan amunisi yang ampuh dalam menopang ketahanan sektor eksternal di tengah pemulihan ekonomi yang masih berlangsung,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, lewat siaran pers, kemarin.

Sebagai salah satu langkah mempertahankan surplus neraca perdagangan, katanya, pemerintah terus berupaya mendorong ekspansi pasar ekspor ke berbagai negara. Pada Mei 2022, negara tujuan ekspor Indonesia yang terbesar adalah Tiongkok dengan nilai US$ 4,59 miliar atau 22,95% dari total ekspor, diikuti India sebesar US$ 2,26 miliar (11,27%), dan Amerika Serikat sebesar US$ 2,05 miliar (10,26%). 

“Jalinan kerja sama bilateral maupun multilateral akan terus diperkuat pemerintah untuk memperluas akses pasar produk-produk berkualitas hasil karya anak negeri. Termasuk Forum G20 dan berbagai forum kerja sama internasional lainnya akan menjadi media yang terus dioptimalkan untuk mencapai tujuan tersebut,” ujarnya.

Surplus neraca perdagangan yang terus terjaga tentunya didukung kinerja ekspor yang semakin tangguh. Pada Mei 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 21,51 miliar atau tumbuh double digit sebesar 27,00% (yoy). Seluruh sektor non migas juga menguat jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, seperti sektor pertambangan dengan kenaikan sebesar 114,20% (yoy), pertanian meningkat sebesar 20,32% (yoy), dan industri pengolahan dengan pertumbuhan sebesar 7,78% (yoy).

Bahkan nilai ekspor Indonesia secara kumulatif selama periode Januari hingga Mei 2022 telah mencapai US$ 114,97 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 36,34% (ctc). Di samping itu, struktur ekspor Indonesia yang didominasi oleh sektor industri sebesar 65,73% juga mengindikasikan prospek yang sehat pada kinerja perdagangan ke depan dengan nilai tambah tinggi.

“Untuk memacu nilai tambah ekspor, akselerasi program hilirisasi komoditas unggulan akan terus dipercepat. Program ini nantinya tidak hanya akan mendorong output nasional namun juga akan menyerap tenaga kerja sebesar-besarnya,” tuturnya.

 

Komentar Via Facebook :