https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Meski Harga Turun, Ekspor CPO dan Baja Melonjak Cetak Rekor Tertinggi

Meski Harga Turun, Ekspor CPO dan Baja Melonjak Cetak Rekor Tertinggi

Pelabuhan Jayapura, salah satu pintu gerbang ekspor kawasan timur Indonesia. Foto: Kemenkeu


Jakarta, elaeis.co – Indonesia kembali mencetak surplus perdagangan, pada Agustus 2022 nilainya mencapai USD 5,76  miliar. Surplus Agustus 2022 disumbang oleh surplus perdagangan nonmigas sebesar USD 7,74 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD 1,98 miliar.

“Surplus perdagangan Agustus melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020. Indonesia berhasil mempertahankan rekor surplus perdagangan selama 28 bulan berturut-turut,” kata Menteri Perdagangan (mendag) Zulkifli Hasan (zulhas) lewat keterangan resminya, Jumat (16/9).

Dia mengungkapkan, secara  kumulatif,  neraca  perdagangan Januari-Agustus mengalami surplus USD  34,92 miliar. Angka tersebut jauh melebihi capaian surplus perdagangan periode yang sama tahun 2021 yang hanya mencapai USD 20,71 miliar.

Zulhas menambahkan, ekspor Agustus 2022 mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan nilai mencapai USD 27,91 miliar. Nilai ini memecahkan rekor sebelumnya pada April 2022 lalu (USD 27,32 miliar).

Kinerja ekspor pada Agustus ini ditopang ekspor nonmigas Indonesia senilai USD 26,19 miliar dan ekspor migas sebesar USD 1,72 miliar. Dibandingkan  dengan bulan Juli, kinerja ekspor Agustus meningkat sebesar 9,17 persen (MoM). Sementara jika dibandingkan dengan Agustus 2021, total  ekspor pada Agustus 2022 meningkat 30,15  persen(YoY).

Ditinjau dari strukturnya, ekspor sektor industri mendominasi pada Agustus 2022 dengan kontribusi mencapai 70,91 persen dari total ekspor Indonesia dan mengalami kenaikan 13,49 persen (MoM).

“Tingginya kontribusi serta peningkatan ekspor sektor industri merupakan wujud dari kualitas ekspor Indonesia yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing,” sebutnya.

Pada Agustus 2022, beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan tertinggi dibanding Juli 2022 (MoM) yakni lemak dan minyak nabati (HS 15). Ekspor minyak sawit (CPO) dan produk turunannya yang masuk kelompok HS 15 naik hingga 25,40 persen. Ekspor besi dan baja (HS 72) naik 14,38 persen, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) naik 21,16 persen, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 11,54.

“Di tengah penurunan harga, permintaan lemak dan minyak nabati (HS 15) serta besi dan baja (HS 72) justru mengalami peningkatan dan menjadi pendorong ekspor nonmigas Indonesia di bulan Agustus 2022,” ungkapnya.

Menurutnya, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia selama Agustus 2022. Nilai ekspor nonmigas ke pasar utama tersebut mencapai USD 11,22  miliar dengan kontribusi sebesar 58,65 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.
 

Komentar Via Facebook :