Berita / Sumatera /
Meski Mahal, Lek Wandi Tetap Beli Pupuk untuk Jaga Produktivitas
Pasirpangaraian, Elaeis.co - Suhandi, warga Desa Pasir Utama, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, tak menyesal menjatuhkan pilihan kepada sawit. Pria kelahiran Cianjur, Jawa Barat, itu tengah menikmati hasil jerih payahnya selama ini.
Setiap dua minggu sekali, sambil duduk manis di rumah, dia bisa mengantongi lebih dari Rp 5 juta dari 2 hektar kebun sawitnya. Harga sawit yang tengah melambung hingga level tertinggi terjadi saat produktivitas kebunnya sedang tinggi.
“Saya sangat bersyukur jadi petani sawit. Dulunya kami warga transmigran, saya ikut kedua orang tua ke Riau dan memulai perkebunan sawit sekitar 40 tahun lalu. Saat ini perekonomian kami semakin baik,” kata pria yang akrab disapa Lek Wandi itu kepada Elaeis.co.
Dia sangat senang pandemi Covid-19 tidak berdampak negatif terhadap bisnis kelapa sawit. Saat sektor usaha lainnya banyak yang tumbang, industri kelapa sawit justru makin jaya dan berkembang.
“Jumat kemarin sawit saya dibeli toke Rp 2.300/kg. Alhamdulillah, beberapa bulan ini harganya sangat memuaskan,” ujarnya.
Meski harga sedang tinggi, dia mengaku tetap menyisihkan hasil penjualan sawit untuk membeli pupuk. “Produktivitas kebun harus dijaga, salah satunya dengan memupuk. Kalau mau hasilnya banyak, harus dijaga pupuknya,” tukasnya.
“2 hektar kebun saya menghasilkan hingga 2,5 ton sawit dalam 2 minggu. Kalau tidak dipupuk, buahnya jadi sedikit. Jadi, walaupun sekarang harga pupuk naik, mau enggak mau harus tetap beli. Untungnya harga sawit lagi bagus, jadi bisa disisihkan uangnya untuk beli pupuk,” tutupnya.
Komentar Via Facebook :