Berita / Sulawesi /
Mimpi Agnes di Kebun ANA
Morut, elaeis.co - Senyum tipis perempuan 20 tahun itu nampak berpendar saat pengendara mobil Inova hitam yang melintasi portal masuk ke komplek Mess dan perumahan karyawan PT. Agro Nusa Abadi (ANA) itu mengangguk sembari membunyikan klakson.
Inova lewat, Agnes Rosalia Pasepe menutup kembali portal itu dan beranjak ke pos jaga di bibir portal.
"Sudah tiga bulan saya bertugas di sini, bergantian shift dengan rekan saya, Neneng Sulistiawati. Dia setahun lebih muda dari saya. Kalau misalnya saya yang bertugas di sini, dia di kantor besar. Setiap Minggu kami tukar shift. Masuk kerja jam 7:00 pagi, pulang jam 3:00 sore," cerita bontot tiga bersaudara ini saat berbincang dengan elaeis.co di teras pos jaga itu jelang siang tadi.
Tak pernah terbayangkan oleh Agnes bakal menjadi Security Wanita (Sekwan) di perusahaan perkebunan kelapa sawit, anak perusahaan Astra Agro Lestari Indonesia (AALI) Tbk di kawasan Morowali Utara (Morut), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) itu.
Soalnya, sudah sempat dua tahun dia menganggur. Lamaran kerja yang dia layangkan ke PT. Gunbuster Nickel Industri (GNI) yang ada di Morowali Utara, tak kunjung mendapat jawaban.
Tak hanya lamaran menjadi security yang dia layangkan, tapi juga lamaran pekerjaan biasa. Hasilnya sama; tak kunjung ada jawaban.
Padahal, khusus lamaran security itu, jebolan Sma Negeri 1 Pamona Barat Kabupaten Poso, melampirkan sertifikat Gada Pratama. Level pertama sertifikasi Security yang dia dapat sewaktu ikut pelatihan Security di Palu, ibukota Sulteng.
"Selepas SMA dua tahun lalu, saya sengaja ikut pelatihan security, biar gampang dapat kerja. Tadinya saya mau ikut seleksi Polwan, tapi tinggi saya enggak mencukupi. Terus, ayah saya menyuruh kuliah, tapi saya enggak mau," perempuan yang sudah menggeluti olahraga Takraw sejak kelas 4 SD ini tersipu.
Singkat cerita, empat bulan lalu, adalah Maudy --- kerabat Agnes --- cerita kalau ANA membuka lowongan pekerjaan menjadi Sekwan.
Tak pikir panjang, putri pasangan Hermon Pasepe dan Yul Lauwo --- keduanya sama-sama pegawai di Pemkab Poso --- ini, menyiapkan lamaran kerja. "Puji Tuhan, dari 15 orang pelamar, saya dan Neneng yang diterima," bekas atlit Karate O2SN Kabupaten Poso ini mengenang.
Diterima bekerja, Agnes tak pernah menyangka bakal dapat 'rumah dinas' di komplek perumahan karyawan, dan makin tak menyangka lagi kalau listrik dan air yang dia pakai sehari-hari, gratis. Belum lagi beras 12-15 kilogram yang dia terima gratis setiap bulan.
"Tidak hanya saya yang menerima fasilitas seperti itu, tapi semua. Di perusahaan ini, jumlah security ada 50 orang. Semuanya dapat fasilitas. Yang membikin saya semakin nyaman, di sini enggak kelihatan ada perbedaan antara atasan dan bawahan, " katanya.
Perempuan yang masih berstatus lajang ini menatap jauh saat ditanya sampai kapan dia akan bekerja di perkebunan kelapa sawit itu.
"Saya betah di sini dan akan selalu di sini sepanjang perusahaan masih membutuhkan saya. Saya ingin punya tabungan. Soalnya saya ingin untuk memperbaiki rumah orang tua saya," bergetar suara Agnes mengatakan itu.
Agnes mengaku tak pernah menyembunyikan soal pekerjaannya kepada siapapun temannya yang bertanya. Perempuan ini malah bangga menyampaikan kalau pekerjaannya adalah Sekwan. "Jiwa saya memang di pekerjaan ini, saya bangga," katanya.
Komentar Via Facebook :