https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Minyak Goreng Mahal, Alternatif Juga Payah Dicari di Riau

Minyak Goreng Mahal, Alternatif Juga Payah Dicari di Riau

Ilustrasi minyak goreng. net


Pekanbaru, Elaeis.co - Sejumlah bahan pokok ikut terdongkrak naik usai harga tandan buah segar (TBS) terus mengalami peningkatan. Malah di Riau tembus sebesar Rp3.392/kg.

Fenomena yang terjadi, harga TBS tadi justru ikut menjungkit harga minyak goreng disejumlah wilayah, tak terkecuali Riau. Harga minyak goreng kini menyentuh angka Rp16-18 ribuan/liter.

Naiknya minyak goreng di Riau ini dibenarkan Kadis Perindag Riau, Asrizal. Diterangkannya kenaikan terjadi sejak pertengahan Oktober lalu. 

"Setelah ditelusuri bukan hanya di lapangan, kenaikan harga juga terjadi di distributor yang ada," kata Asrizal saat berbincang bersama Elaeis.co beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kenaikan rata-rata sampai Rp1.000 dari harga sebelumnya yang di bandrol Rp15-16 ribuan/kg. Katanya kenaikan ini terjadi di seluruh wilayah Riau.

Indikasinya, kenaikan harga ini akibat melambungnya harga bahan baku. Malah juga dipengaruhi harga CPO yang turut menanjak naik.

Meski naik, Asrizal mengimbau agar masyarakat tidak resah. Sebab stok bahan baku pengolahan minyak goreng masih tersedia. Artinya stok minyak goreng juga ada.  

"Kita akan terus memantau dan mengantisipasi," ujarnya.

Sejatinya, ada alternatif pengganti minyak goreng berbahan dasar kelapa sawit yang juga layak dikonsumsi masyarakat. Salah satunya yakni minyak kelapa. Namun sayangnya, produksi minyak kelapa di wilayah Riau masih jarang ditemui. 

Bahkan, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja mengaku tidak mengetahui jika ada produksi minyak kelapa di Riau. "Setau saya cuma produksi santan dan nata decoco," terangnya, Sabtu (06/11).

Padahal untuk diketahui, hingga 2019 luasan total perkebunan kelapa hibrida di wilayah Riau mencapai 50.738 hektar. Lahan ini tersebar dibeberapa kabupaten yang ada di Riau.

"Perkebunan kelapa hibrida tersebar di Kabupaten Indragiri hulu, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir," kata Kepala Bidang Pengembangan Usaha Disbun Riau, Sri Ambar Kusumawati.

Rincinya di wilayah Indragiri Hulu (Inhu) luasan lahan kebun kelapa hibrida mencapai 94 hektar. Kemudian di Kuantan Singingi 40 hektar dan Indragiri Hilir seluas 38.404 hektar.

"Itu adalah kebun masyarakat. Jadi total kebun masyarakat Riau mencapai 38.538 hektar," tegasnya.

Sementara untuk perkebunan besar swasta yakni seluas 12.200 hektar. Jadi jika ditambahkan dengan jumlah luas kebun rakyat tadi jumlah total kebun kelapa hibrida di Riau mencapai 50.738 hektar.

Dari jumlah itu, Ambar menerangkan setiap tahun perkebunan kelapa hibrida Riau mampu memproduksi sebanyak 69.032 ton.

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :