Berita / Iptek /
Minyak Sawit Punya Dampak terhadap Ekonomi dan Politik Global
JAKARTA, elaeis.co - Dalam perdagangan minyak nabati, ternyata minyak sawit memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi perekonomian dan perpolitikan di tingkat global.
"Ada dampak yang terasa di berbagai negara melalui ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia yang luar biasa besarnya," ujar Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mego Pinandito.
Pernyataan tersebut, seperti dikutip elaeis.co, Selasa (20/8/2024), dia ungkapkan saat berbicara di acara Indonesia Palm Oil Research and Innovation Conference and Expo (IPORICE) yang diadakan belum lama ini.
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan (PR EIJP) Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat (OR TKPEKPM) BRIN.
Acara tersebut mengangkat tema “Daya Juang Sawit Berkelanjutan untuk Indonesia Maju”, dikerjasamakan dengan Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI).
Bertempat di Kawasan Sains BRIN Gatot Subroto, Jakarta, Mego Pinandito bilang kemampuan ekspor CPO Indonesia tersebut, mau tidak mau, juga memberikan satu dampak tidak hanya dari ekonomi tapi juga politik.
Mego menegaskan, situasi tersebut menunjukan bahwa industri kelapa sawit nasional memiliki peran yang sangat penting dalam konteks perdagangan minyak nabati secara global.
Menyadari dampak tersebut, Mego bilang acara IPORICE yang dikerjasamakan dengan GPPI tersebut dilakukan untuk membahas hal-hal yang terkait dengan sawit.
"Seperti riset-risetnya, dan beragam hal lain yang nantinya akan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara nasional," kata Mego.
“Inilah yang menjadi dasar BRIN, khususnya OR TKPEKPM menjalin kerjasama dengan GPPI untuk menyelenggarakan acara yang sangat tepat dan relevan," ucap Mego menambahkan.
Pihaknya menyadari hal tersebut dilakukan karena semakin banyak tantangan internasional yang dihadapi oleh industri kelapa sawit di Indonesia.
"Juga semakin kompleksnya tata kelola kelapa sawit nasional,” ungkap Mego.
Oleh karena itu Mego menambahkan, dalam konteks riset dan inovasi yang dilakukan oleh para periset BRIN bisa mencari terobosan-terobosan baru.
"Mencari hal-hal yang belum ada, yang sesungguhnya itu sudah terkandung di dalam CPO itu sendiri," tuturnya lebih lanjut.
Menurut Mego, satu kunci terpenting yakni adanya kolaborasi dalam membangun sebuah pembangunan dan pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Kata dia, hal ini bukan hanya soal perluasan kebun kelapa sawitnya saja, akan tetapi bagaimana bisa mendapatkan berbagai produk-produk turunannya.
“Kita harus berkolaborasi dengan mitra dari perguruan tinggi maupun industri, sehingga dengan begitu tidak hanya bisa selesai sebagai sebuah paper, namun bagaimana sampai ke pengembangan produk-produk dan dapat dikomersialkan,” sebutnya
Ia mengungkapkan, tantangan ke depannya semakin besar. BRIN sangat terbuka untuk kerja sama dengan seluruh pihak baik dari perguruan tinggi, industri, swasta, maupun kelompok masyarakat.
BRIN, kata dia, bisa melakukan riset dan inovasi serta mengembangkan berbagai kebijakan publik untuk mendukung pengembangan kelapa sawit dan penelitian di masa mendatang.
Mego berharap, pertemuan IPORICE ini dapat memberikan satu hasil konkret yang dapat disampaikan kepada pemerintah sekarang maupun yang akan datang.
’’Bagaimana kita dapat bertindak lebih baik untuk membangun Indonesia yang lebih maju berbasiskan kelapa sawit, pengelolaannya, dan pemanfaatannya ke depan,’’ tegas Mego Pinandito berharap.
Komentar Via Facebook :