https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Mitra Dagang Nontradisional ini Mau Digarap Secara Optimal

Mitra Dagang Nontradisional ini Mau Digarap Secara  Optimal

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono. Foto: Humas Kemendag


Jakarta, elaeis.co – Perundingan putaran ke-6 Indonesia–Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA). selesai dilaksanakan secara hibrida pada 29 September - 1 Oktober 2022 di Kuta, Bali.

Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dan didampingi Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha. Sedangkan Delegasi Iran dipimpin Head of International Agreements, Vice-Presidency for Legal Affairs (LVP),  Vice Presidency of the Islamic Republic of Iran, Mehdi Piri.

“Iran merupakan mitra dagang nontradisional yang  potensial bagi Indonesia dan perlu digarap secara  optimal. Untuk itu, kelanjutan perundingan PTA dengan Iran diharapkan akan membuka peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan ekspor menuju pasar yang lebih luas,” kata Djatmiko melalui keterangan resmi Kemendag, kemarin.

Djatmiko menjelaskan, perundingan II-PTA sebelumnya telah berlangsung lima putaran dan empat kali pertemuan intersesi. Perundingan ini juga sempat tertunda beberapa kali karena dampak pandemi Covid-19. Namun, kedua pihak sepakat untuk melanjutkan perundingan dan membahas seluruh isu penting sebagai upaya untuk mencapai target penyelesaian tahun ini.

“Perundingan berlangsung lancar sehingga sebagian besar isu berhasil disepakati. Saya yakin, dengan komunikasi yang intensif dan kolaborasi yang baik, beberapa isu yang tertunda lainnya akan dapat segera diselesaikan,” jelasnya.

Pembahasan naskah PTA mencakup dua aspek utama, yaitu perdagangan barang dan ketentuan asal barang.. Kedua pihak juga membahas isu mengenai cakupan  produk yang akan diberikan tarif preferensi. Keduanya telah melakukan pertukaran daftar produk  yang menjadi kepentingan masing-masing pihak agar  dapat diberikan tarif preferensi.

“Indonesia dan Iran memiliki semangat yang sama untuk segera menyelesaikan perundingan PTA. Penyelesaian perundingan diharapkan dapat diumumkan saat kunjungan Presiden Iran ke Indonesia yang dijadwalkan pada akhir Oktober 2022,” ungkapnya.

Pada Januari–Juli 2022, total perdagangan Indonesia-Iran mencapai USD 163,2 juta atau meningkat 62,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara total perdagangan kedua negara pada 2021 mencapai USD 208,8 juta atau menurun 3,33 persen dibanding 2020.

Pada 2021, ekspor Indonesia ke Iran USD 187,2 juta dan impor Indonesia dari Iran  USD 21,6  juta.  Indonesia mencatatkan surplus USD 165,5 juta terhadap Iran.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Iran adalah kacang, minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), sepeda motor, serat kayu, dan asam lemak monokarboksilat industri. Sementara impor utama Indonesia dari Iran adalah turbo jet dan turbin gas lainnya, kurma, batang besi atau baja, instrumen, apparatus dan model yang dirancang untuk keperluan peragaan, serta alkaloid.

 

Komentar Via Facebook :